Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pengamanan ketat dikerahkan di seluruh bandara internasional di Ibu Kota Manila, tetapi sejauh ini tidak terjadi apa-apa dan penerbangan beroperasi seperti biasa.
Dikutip dari Reuters, komentar terbaru soal perkembangan ancaman itu disampaikan Kepala Kepolisian Bandara, Jack Wanky, tidak lama usai peringatan muncul, pada Jumat (10/6).
"Kemungkinan besar itu adalah tipuan. Tidak ada yang terjadi, operasi bandara terus berjalan, semuanya berjalan normal," ujar Wanky.
Lebih lanjut, Wanky mengkonfirmasi bahwa ancaman bom tersebut pertama kali dikirim melalui email ke sebuah bandara di Bicol, sekitar pukul 08.00 pada Rabu (8/10).
Aparat kepolisian di Wilayah Ibu Kota Nasional juga menerima email serupa dan memperingatkan polisi penerbangan. Namun, Wanky mengaku skeptis atas ancaman tersebut.
ADVERTISEMENT
Otoritas penerbangan Civil Aviation Authority (AAP) juga mengatakan layanan lalu lintas udara menerima sebuah email mengenai ancaman terhadap penerbangan dari Manila ke sejumlah daerah yang menjadi destinasi wisata populer seperti Davao, Cebu, dan Palawan.
"Cebu, Palawan, Bicol dan Davao juga akan terkena dampaknya," bunyi email anonim tersebut.
Dalam sebuah memo tertanggal 4 Oktober yang baru dirilis CAAP, terdapat screenshot yang memperlihatkan email berisi ancaman — tetapi tidak terdapat kata 'bom'.
Sebaliknya, dalam email itu tertulis bakal ada 'sebuah pesawat yang meledak' di bandara internasional Manila, seraya menambahkan 'harap berhati-hati'.
Terpisah, Menteri Transportasi Filipina Jaime Bautista kemudian menginformasikan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan soal ancaman tersebut.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada dampak yang diharapkan pada penerbangan terjadwal dan kami ingin memastikan kepada publik yang bepergian bahwa protokol telah diterapkan untuk memastikan keselamatan dan keamanan semua orang," ujar Bautista.
Menanggapi situasi menegangkan itu, seorang turis asal Australia yang hendak terbang dari Manila hari ini, Kevin Beachley, mengaku dirinya tidak khawatir.
"Ini hanya cara sederhana untuk menimbulkan banyak masalah tanpa harus melakukan apa pun selain menelepon," ujarnya.
Di sisi lain, seorang warga negara Filipina, Joy Nequinto, mengaku lebih waspada. "Keamanan kami tidak seaman itu, terutama di Manila. Saya suka Filipina, tapi terkadang saya merasa takut di bandara," tutur dia.