Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Politikus Partai Republik, Kevin McCarthy, Terpilih Jadi Ketua DPR AS
7 Januari 2023 14:43 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Politikus dari Partai Republik, Kevin McCarthy, akhirnya memadamkan pemberontakan sengit dalam barisan partainya dengan mengamankan kursi Ketua DPR Amerika Serikat pada Sabtu (7/1).
ADVERTISEMENT
McCarthy selalu menjadi calon terdepan untuk memimpin DPR yang dikuasai Partai Republik. Dia seharusnya bisa memenangkan jabatan tersebut dengan mudah. Sebab, Partai Republik memenangkan mayoritas tipis DPR 222-212 dalam pemilu sela pada November 2022.
Namun, kemenangannya hampir tergelincir akibat pemberontakan sayap kanan yang melumpuhkan majelis rendah Kongres AS.
Sekitar 20 anggota konservatif garis keras menghalangi jalan McCarthy. Akibatnya, McCarthy harus mengarungi 15 putaran pemungutan suara yang bersejarah sejak Selasa (3/1).
Usai menawarkan konsesi, pria berusia 57 tahun itu membujuk belasan pembelot dalam dua putaran voting pada Jumat (6/1).
McCarthy lantas mengira bahwa dia akan memenangkan ronde ke-14. Kendati demikian, dia harus menghadapi penghinaan sekali lagi sebelum mengantongi kemenangan di ronde ke-15.
ADVERTISEMENT
"Mengingatkan saya pada apa yang selalu ayah saya katakan kepada saya," ungkap McCarthy, dikutip dari AFP, Sabtu (7/1).
"Ini bukan bagaimana Anda memulainya, tetapi bagaimana Anda menyelesaikannya. Dan sekarang kami harus menyelesaikannya untuk publik Amerika," lanjut dia.
Washington mengadakan lebih banyak voting dalam kontes ini dibandingkan dengan pemilihan Ketua DPR mana pun sejak Perang Saudara. Kini, kerja sama lintas partai pun diperkirakan akan berakhir setelah pengambilalihan Kongres AS oleh Partai Republik.
Pasalnya, proses legislatif macet dan Partai Republik mendesak investigasi agresif terhadap pemerintahan Presiden AS, Joe Biden.
Seorang Ketua DPR AS memiliki pengaruh besar, serta menempati urutan kedua dalam suksesi presiden setelah wakil presiden.
Partai Demokrat dan beberapa pendukung McCarthy khawatir dia telah menawarkan komitmen kebijakan radikal kepada kritikus sayap kanannya demi mengamankan kemenangan di DPR.
ADVERTISEMENT
Terdapat laporan bahwa dia telah setuju akan mempertahankan pengeluaran pada tingkat 2022 yang meliputi batasan pendanaan militer setara pemotongan USD 75 miliar (Rp 1,17 kuadriliun).
Rencana ini menimbulkan kekhawatiran bagi para advokat pertahanan yang mendesak AS memproyeksikan kekuatan di hadapan invasi Rusia ke Ukraina dan sikap China terhadap Taiwan.
Anggota parlemen terpilih lainnya mengeluhkan bahwa McCarthy menyerahkan jabatan tinggi dan perubahan aturan yang akan sangat membatasi peran Ketua DPR AS kepada politikus garis keras.
Mereka meminta aturan yang memungkinkan penggulingan Ketua DPR AS sebagai imbalan memberikan dukungan suara bagi McCarthy.
Proses pemilihan yang rumit ini telah menyoroti betapa sulitnya bagi McCarthy untuk mengumpulkan suara di Kongres ke-118.
Partai Demokrat meyakini, jabatannya justru hanya akan menjadi 'racun' bagi McCarthy lantaran kompromi-kompromi tersebut membuatnya menjadi Ketua DPR terlemah sepanjang sejarah AS.
ADVERTISEMENT
"Dia terus bergerak ke kanan dan pada setiap kesempatan dia telah menyerah kepada elemen-elemen ekstremis di GOP ini," ujar anggota Kongres AS, Maryland Jamie Raskin, merujuk kepada Partai Republik dengan nama panggilan Grand Old Party.