Polling kumparan: 50,58% Pembaca Tak Setuju Jurusan IPA-IPS di SMA Dihapus

25 Juli 2024 15:30 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi siswa SMA. Foto: Agewib/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi siswa SMA. Foto: Agewib/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sebanyak 50,58 persen atau 1.192 pembaca kumparan mengaku tidak setuju jika Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menghapus jurusan IPA-IPS-Bahasa di SMA. Angka ini merupakan hasil polling kumparan yang dilakukan pada 18-25 Juli 2024.
ADVERTISEMENT
Total ada sebanyak 2.344 responden yang menjawab polling ini. Sementara, terdapat 49,15 persen atau 1.152 pembaca yang setuju jika jurusan tersebut dihapus.
Penghapusan jurusan IPS-IPA-Bahasa di Sekolah Menengah Atas (SMA) berlaku sejak Kurikulum Merdeka ditetapkan sebagai kurikulum nasional yang mulai tahun ajaran baru 2024/2025 atau tahun ini.
Kepala Badan Standar Nasional Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbud Ristek Anindito Aditomo mengatakan, peniadaan jurusan di SMA itu merupakan bagian dari impelementasi Kurikulum Merdeka yang sudah diterapkan secara bertahap sejak tahun 2021.
"Pada tahun ajaran 2022, sudah sekitar 50% satuan pendidikan menerapkan Kurikulum Merdeka, pada tahun ajaran 2024 saat ini tingkat peningkatan Kurikulum Merdeka sudah mencapai 90-95% untuk SD, SMP dan SMA/SMK," kata Anindito kepada kumparan, Rabu (17/7).
ADVERTISEMENT
Nino, sapaan Anindito, mengatakan kini kelas 11 dan 12 SMA, murid yang sekolahnya menggunakan Kurikulum Merdeka dapat memilih mata pelajaran secara lebih leluasa sesuai minat, bakat, kemampuan dan aspirasi studi lanjut atau kariernya.
Namun, kurikulum ini menemuni beberapa kendala. Sebagai contoh, di SMA Negeri 5 Surabaya telah menerapkan Kurikulum Merdeka sejak dua tahun lalu sehingga tidak ada lagi penjurusan IPA-IPS-Bahasa untuk kelas XI dan XII.
Kepala Kurikulum SMA 5 Surabaya, Ari Damari, mengungkapkan bahwa ada beberapa kendala dalam penerapan Kurikulum Merdeka yang menghapuskan jurusan IPA-IPS-Bahasa.
"Sebetulnya kendalanya dengan bebas anak itu akan milih, sak karepe dewe (seenaknya sendiri). Itu juga ada efek jeleknya juga ke perguruan tinggi itu kan harus linier juga," ujar Ari saat ditemui di SMA 5 Surabaya, Kamis (18/7).
ADVERTISEMENT