Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Polling kumparan: 70,68% Pembaca Menilai Citayam Fashion Week Cuma Tren Sesaat
2 Agustus 2022 16:03 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Sebanyak 70,68 persen pembaca kumparan tidak percaya Citayam Fashion Week (CFW) akan menjadi The Next Harajuku. Mereka justru menilai CFW hanya akan jadi tren sesaat. Hasil tersebut diperoleh berdasarkan polling kumparan yang diedarkan pada 26 Juli-2 Agustus 2022.
ADVERTISEMENT
Total ada 1.330 responden yang menjawab polling tersebut. Sebanyak 941 pembaca di antaranya tidak percaya Citayam Fashion Week bisa menjadi The Next Harajuku . Sementara, 389 orang atau 29,32 persen percaya bahwa CFW bisa saja menjadi The Next Harajuku.
Sebelumnya, fenomena CFW yang diselenggarakan di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, itu masih terus menjadi sorotan. CFW ini diselenggarakan di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
Kini, tak hanya ABG Citayam , Depok, Bojong Gede saja yang berpartisipasi dalam fashion jalanan tersebut, artis papan atas hingga publik figur juga turut serta meramaikan.
Sebelumnya, CFW sempat ingin dipantenkan ke Direktorat Jenderal Hak dan Kekayaan Intelektual (DJKI ) oleh dua pihak yaitu PT Tiger Wong Entertainment dan Indigo Aditya Nugroho pada 21 Juli 2022. Publik pun banyak yang tak setuju dengan keputusan komersialisasi merk Citayam Fashion Week tersebut.
ADVERTISEMENT
Bahkan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menilai CFW harus tumbuh secara organik dan natural.
"Sekalinya diformalkan dan dimewahkan, apalagi oleh orang luar, malah akan hilang tujuan dan maksudnya. Dan biasanya gerakannya malah akan mati muda," tulis Ridwan Kamil di Instagram, Senin (25/7).
Di Jepang , tren street fashion yang dikenal dengan Harajuku pun sama sekali tidak dipatenkan. Gerakan anak muda dengan gaya berpakaian yang khas itu terjadi secara natural sama dengan awal perkembangan CFW
Mereka mencoba mengorganisasikan diri mereka sendiri, mengekspreksikan diri secara bebas lewat fashion, tanpa ada campur tangan pihak eksternal.