Prabowo Sebut Pindad Maung Mobil Pertama Buatan RI, Apa Benar?

25 Oktober 2023 16:53 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Maung yang dinaiki Prabowo-Gibran saat pendaftaran ke KPU, Rabu (25/10/2023). Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Maung yang dinaiki Prabowo-Gibran saat pendaftaran ke KPU, Rabu (25/10/2023). Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
Prabowo Subianto menyebut Pindad Maung sebagai mobil pertama buatan Indonesia. Pernyataan itu dia sampaikan saat mendaftarkan diri sebagai capres ke KPU bersama Gibran Rakabuming Raka.
ADVERTISEMENT
"Kami diantar dan kami sangat bangga bahwa kami diantar di atas mobil pertama buatan anak-anak Indonesia. Ini sebagai salah satu tanda bahwa koalisi kami bertekad untuk membawa Indonesia menjadi negara maju, makmur, negara yang rakyatnya sejahtera," kata Prabowo di kantor KPU Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Rabu (25/10).
Bacapres-Bacawapres dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menyapa pendukungnya saat menuju ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk melakukan pendaftaran Pilpres, Jakarta, Rabu (25/10/2023). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Prabowo membawa 3 unit Pindad Maung dalam hajatan politik itu. Satu dinaikinya bersama Gibran, sedangkan dua lainnya dinaiki para elite politik Koalisi Indonesia Maju. Terdapat tulisaan "Bangga Buatan Bangsa Indonesia" di tatakan pelat nomor bagian depan dan belakang.
Lantas, benarkah Pindad Maung adalah mobil pertama buatan Indonesia?

Timor Sudah Lebih Dulu Muncul

Ide membuat mobil nasional sudah ada sejak era Presiden Sukarno berkuasa. Dalam buku 'Konglomerasi: Negara dan Modal dalam Industri Otomotif Indonesia 1950-1985' yang terbit 1996, nasionalisasi industri otomotif diwujudkan dengan berdirinya PT ISC (Indonesia Service Company) pada 1950. Sejarah mencatat perusahaan itu sebagai perusahaan perakit mobil pertama di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Di masa-masa awal, PT ISC merakit mobil-mobil Eropa seperti Ford, Dodge, hingga Chrysler di dalam negeri. Meski begitu, perusahaan itu bubar lantaran lantaran terjadi kekacauan politik dan adanya gempuran mobil-mobil Jepang.
Di era Orde Baru, ide mobil nasional diwujudkan dengan melarang mobil impor penuh (tidak dirakit di Indonesia) pada awal 1970-an. Kebijakan selanjutnya adalah adanya KBNS (kendaraan bermotor niaga sederhana) untuk mendorong mobil berkomponen lokal tinggi.
Mobil Timor buatan Korea Selatan diturunkan dari kapal peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta 29 Agustus 1996. Foto: AFP/STR
Nah, mobil nasional akhirnya ada di era 1990-an dengan munculnya Inpres No. 2/1996 tentang Pembangunan Industri Mobil Nasional. Kebijakan tersebut pun melahirkan PT TPN (Timor Putra Nasional) yang dinakhodai Tommy Soeharto, putra bungsu Presiden Soeharto. TPN memproduksi mobil bernama Timor.
Komponen Timor harus mencapai 60 persen buatan dalam negeri. Mobil ini dibanderol sekitar Rp 35 juta. Ini lebih murah dari kompetitornya, yaitu Toyota Corolla yang dihargai sekitar Rp 70 jutaan.
ADVERTISEMENT
Pada akhir semester pertama 1997, mobil Timor menguasai 26 persen pangsa pasar mobil sedan. Sejumlah kebijakan Soeharto pun dinilai 'menganak-emaskan' mobil tersebut.
Putra bungsu Presiden Suharto dan Presiden PT Timor Hutomo Mandala Putra, Menteri Perdagangan dan Industri Indonesia Tunky Ariwibowo dan Wakil Ketua Kia Motors Korea Selatan Kim S-A. berpose di depan mobil Timor produksi Korea Selatan 08 Juli 1996. Foto: JOHN MACDOUGALL / AFP
Nah, sejumlah perusahaan otomotif dunia pun melaporkan hal tersebut ke WTO (Organisasi Perdagangan Dunia). Indonesia dituduh melanggar beberapa poin pada ketentuan General Agreeements of Tariff and Trade (GATT).
Pada 22 April 1998, badan penyelesaian sengketa (Dispute Settlement Body) WTO memutuskan program mobnas melanggar asas perdagangan bebas dunia. Proyek mobil nasional Timor pun harus segera ditutup.
Di era yang sama, sebetulnya pemerintah juga memiliki mobil Maleo. Mobil yang diinisiasi Menristek Habibie dirancang menjadi mobil sedan dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 67 persen. Meski begitu, mobil tersebut juga pada akhirnya kandas karena krisis moneter.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, di era Presiden Jokowi, proyek mobil nasional juga diinisiasi dengan munculnya Esemka. Produsen mobil Esemka, PT Solo Manufaktur Kreasi yang kini memiliki pabrik di Boyolali, Jawa Tengah, mencatat penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) saat ini sebesar 60 persen.
Presiden Jokowi lihat mobil listrik Esemka di pameran IIMS 2023, Kamis (16/2/2023). Foto: Rizki Fajar Novanto/kumparan

Mobil Pindad Maung

ADVERTISEMENT
Pindad Maung diinisiasi oleh Komandan Pusat Persenjataan Infanteri (Danpussenif) Mayjend TNI Surowahadi tahun 2018. Kendaraan ini dirancang sebagai kendaraan standard operasional mereka untuk melalui berbagai medan tempur yang sulit dilalui baik di jalan umum maupun off road.
Pada 18 Januari 2023, Jokowi meresmikan Pindad Maung generasi ketiga. Mobil ini punya kapasitas angkut empat personel dengan aksesibilitas lima pintu, yakni empat di samping dan satu di bagian belakang. Ada tiga pilihan atap yang tersedia, yaitu hard top, soft top, dan atap terbuka.
Mobil rantis Maung buatan PT Pindad. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Jantung mekanisnya menggunakan mesin diesel 4 silinder turbocharged yang mampu memuntahkan tenaga hingga 136 hp. Kecepatan maksimumnya mencapai 100 km/jam dengan jarak tempuh 500 kilometer.
ADVERTISEMENT
Di sektor kaki-kaki, suspensi depannya menggunakan independent coil spring dan belakang mengadopsi rigid-independent with shock absorber. Ranops Maung ini punya tingkat komponen dalam negeri (TKDN) mencapai 65 persen, yang akan terus ditingkatkan ke depannya oleh Pindad.
Presiden Jokowi naik mobil Maung disopiri Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Foto: Rachmadi Rasyad/ kumparan
Pindad Maung awalnya memang ditujukan untuk militer. Namun, perusahaan tersebut juga membuat versi sipilnya. Harganya dibanderol sekitar Rp 900 jutaan.