Pram soal Anak di Tebet Hanyut dan Tewas: Petugas Sudah Kerja Sungguh-Sungguh

6 Maret 2025 18:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung (tengah) bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno (kiri) dan Direktur JakPro Iwan Takwin (kanan) menyampaikan keterangan pers di Kampung Rusun Bayam, Jakarta Utara, Kamis (6/3/2025).  Foto: Alya Zahra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung (tengah) bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno (kiri) dan Direktur JakPro Iwan Takwin (kanan) menyampaikan keterangan pers di Kampung Rusun Bayam, Jakarta Utara, Kamis (6/3/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
ADVERTISEMENT
Bocah laki-laki berusia 3 tahun, Athariz Alsaki, tewas usai terseret arus banjir saat hendak dievakuasi di kawasan Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, pada Selasa (4/3). Ketika dievakuasi ternyata korban dan keluarga tidak diberikan pelampung.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengatakan bahwa para petugas sudah melaksanakan proses evakuasi secara sungguh-sungguh.
“Saya enggak mau men-judgement dan saya tidak dilihat di lapangan. Bahwa tetapi yang jelas petugas yang bekerja untuk itu menurut saya pasti sudah sungguh-sungguh,” tutur Pramono kepada wartawan, di Kampung Susun Bayam, Jakarta Utara, Kamis (6/3).
Sejak pertama kali sang anak dilaporkan hanyut, Pramono mengaku langsung memerintahkan kepada petugas di lapangan untuk mencari sang anak hingga ketemu.
“Ketika saya diberikan laporan oleh wali kota Jakarta Selatan ketika itu belum ditemukan. Saya memerintahkan bagaimana caranya cari sampai ketemu. Dan Alhamdulillah diketemukan jam 1 pagi,” ungkapnya.
Suasana di rumah bocah 3 tahun yang tewas terseret banjir di Tebet, Jakarta Selatan. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Dia mengatakan, apabila melihat perjuangan yang telah dilakukan para petugas, hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkomitmen terhadap penyelesaian masalah banjir.
ADVERTISEMENT
“Kalau melihat effort itu sebenarnya apa yang dilakukan oleh tim yang bekerja untuk evakuasi dan sebagainya satu malam lho dan masih deras,” ucapnya.
“Itu menunjukkan bahwa sekarang ini pemerintah Jakarta sungguh-sungguh dalam persoalan-persoalan seperti itu,” pungkasnya.
Peristiwa itu bermula saat Abidin, istrinya, anak pertamanya, dan korban hendak dievakuasi ke rumah neneknya yang masih berada di kawasan Tebet. Saat berada di atas perahu, arus begitu kencang sehingga menyebabkan air masuk lewat bagian depan perahu.
Air yang masuk lewat bagian depan perahu semakin banyak hingga menyebabkan perahu oleng dan terbalik. Mereka lalu tercebur ke air dengan kedalaman sekitar 3 meter. Korban ditemukan meninggal dunia tak jauh dari lokasi awal terseret banjir, sehari setelah kejadian.
ADVERTISEMENT