Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Presiden Korsel Geram: Jika Korut Gunakan Nuklir, Rezimnya Akan Berakhir
1 Oktober 2024 18:00 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengeluarkan peringatan tegas kepada Korea Utara terkait penggunaan senjata nuklir, Selasa (1/10). Ia menyatakan rezim Kim Jong-un akan berakhir jika Korea Utara berani menggunakan nuklirnya terhadap Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini disampaikan saat Seoul menggelar parade militer untuk merayakan Hari Angkatan Bersenjata. Dalam acara tersebut, jet tempur melintas di atas kota Seoul dan tank-tank melaju di jalanan. Korea Selatan juga memamerkan rudal balistik terbesarnya, Hyunmoo-5, yang mampu menghancurkan bunker bawah tanah.
Akhir Rezim jika Gunakan Nuklir
Dikutip dari AFP, dalam pidato di hadapan ribuan anggota militer di Pangkalan Udara Seoul, Yoon menegaskan, "Jika Korea Utara menggunakan senjata nuklir, mereka akan menghadapi tanggapan tegas dan luar biasa dari militer kami serta aliansi AS dan Republik Korea. Hari itu akan menjadi akhir rezim Korea Utara."
Yoon juga mengkritik Korea Utara yang memindahkan senjata nuklir ke perbatasan dan menyebut senjata tersebut sebagai "delusi" yang tidak akan melindungi Pyongyang.
ADVERTISEMENT
Hubungan antara kedua Korea saat ini berada di titik terendah. Korea Utara secara terang-terangan menyebut Korea Selatan sebagai musuh utama.
Payung Nuklir AS dan Peringatan Pyongyang
Washington telah menempatkan puluhan ribu tentara di Korea Selatan untuk membantu pertahanan negara tersebut dari ancaman Korea Utara.
Meski Korsel tidak memiliki senjata nuklir, negara ini dilindungi oleh payung nuklir AS, yang secara berkala mengerahkan aset strategisnya ke semenanjung Korea.
Pada Selasa (1/10), pesawat pengebom berat B-1B Amerika terbang di atas parade militer tersebut, diapit oleh jet-jet tempur F-15K. Tindakan ini memicu reaksi keras dari Korea Utara.
Menurut pernyataan dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), Pyongyang mengutuk pengerahan B-1B dan memperingatkan akan mengambil tindakan yang sesuai terhadap apa yang mereka sebut sebagai "gertakan militer sembrono" dari AS.
ADVERTISEMENT
Militer Korea Utara mengaku siap mempertahankan negara bersenjata nuklir itu dari ancaman apa pun.
Pengembangan Nuklir Korea Utara
Peringatan dari Presiden Yoon datang hanya beberapa minggu setelah Korut memamerkan fasilitas pengayaan uranium. Kim Jong-un terlihat mengunjungi lokasi tersebut sambil meminta lebih banyak sentrifus untuk mempercepat pengembangan senjata nuklir.
Badan mata-mata Korea Selatan menilai bahwa langkah ini merupakan pesan langsung untuk AS, mengingat kemampuan Korea Utara memproduksi senjata nuklir dalam jumlah signifikan.
Rumornya Korea Utara akan melakukan uji coba nuklir ketujuh setelah pemilihan umum di AS pada November mendatang, sebagaimana diungkapkan oleh Badan Intelijen Nasional Korea Selatan.