Presiden Lula da Silva Pecat Dubes Brasil untuk Israel yang Pro-Bolsonaro

13 Januari 2023 4:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva saat pertemuan dengan anggota parlemen di Istana Planalto di Brasilia pada Rabu (11/1/2023). Foto: Evaristo SA / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva saat pertemuan dengan anggota parlemen di Istana Planalto di Brasilia pada Rabu (11/1/2023). Foto: Evaristo SA / AFP
ADVERTISEMENT
Presiden Luiz Inácio Lula da Silva merombak beberapa kebijakan luar negeri Brasil yang semula condong ke Israel, kini menjadi lebih netral.
ADVERTISEMENT
Salah satu tindakan yang diambil di tengah ketegangan dalam negeri yang masih berlangsung hingga saat ini adalah dengan mencopot utusan diplomatik Brasil di Tel Aviv.
Berdasarkan arahan Lula, Menteri Luar Negeri Mauro Vieira mencopot Duta Besar Brasil untuk Israel, Gerson Menandro Garcia de Freitas.
Diplomat ini adalah seorang pensiunan jenderal militer yang ditunjuk sebagai utusan diplomatik Brasilia di Tel Aviv oleh eks presiden Jair Bolsonaro pada 2020 guna meningkatkan hubungan keamanan dengan Israel.
Selama menjabat sebagai presiden di periode 2019 hingga 2022, Bolsonaro diketahui memiliki hubungan dekat dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan menganggap Israel sebagai sekutu utama Brasil.
Keduanya pun berhaluan sayap kanan garis keras, sehingga Brasil di bawah pemerintahan Bolsonaro menjadi pro-Israel — termasuk dalam memandang konflik di Palestina.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Times of Israel, selain memecat de Freitas, Kementerian Luar Negeri Brasil sebelumnya juga telah lebih dulu mencopot duta besarnya di Washington dan konsulat jenderalnya di New York.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Foto: AFP/Amir Cohen/POOL
Di bawah pemerintahan Lula, kebijakan luar negeri Brasil diputar arahnya agar menjadi lebih netral.
“Hal ini terjadi ketika Presiden baru Luiz Inácio Lula da Silva bersumpah untuk mengambil posisi yang lebih seimbang dan tradisional pada pendudukan Israel atas Palestina,” lapor media Amerika Serikat, Axios, pada Kamis (12/1).
Netanyahu, di sisi lain, mendukung kampanye pemilihan terakhir Bolsonaro yang berakhir kalah tipis melawan Lula dalam pemilu yang digelar Oktober 2022.
Kekalahan itu menimbulkan kerusuhan anarkis antara para simpatisan Bolsonaro dengan aparat keamanan, lantaran mereka enggan mengakui kemenangan Lula.
ADVERTISEMENT
Selama akhir pekan lalu, ribuan massa berbondong-bondong menyerbu kawasan gedung pemerintahan vital Square of Three Powers di ibu kota Brasilia.
Mereka secara anarkis merusak jendela Istana Kepresidenan Planalto, merusak lukisan dan mebel di Gedung Kongres, serta menggeledah ruangan-ruangan di Mahkamah Agung.
Kepolisian Brasil telah menangkap ribuan orang yang terlibat dalam kerusuhan itu.
Namun, langkah tersebut tidak membuat para pendukung Bolsonaro jera — mereka justru berencana untuk mengadakan aksi protes besar baru dalam waktu dekat, sebagai upaya untuk menggulingkan pemerintahan terpilih Lula.