Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Presiden Tokayev soal Demo Kazakhstan: Ini Percobaan Kudeta
10 Januari 2022 17:26 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Militan bersenjata, yang menunggu untuk beraksi di waktu yang tepat, ikut bergabung dalam aksi protes. Tujuan utamanya sudah jelas: Merusak tatanan konstitusi, menghancurkan institusi pemerintahan, dan perampasan kekuasaan,” tegas Tokayev, sebagaimana dikutip dari AFP.
“Itu semua adalah percobaan kudeta,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Kazakhstan mengungkapkan, ada keterlibatan dari kelompok radikal dalam kerusuhan ini. Mereka menyebutnya sebagai “kelompok teroris yang dilatih di negeri asing.”
“Menurut data awal, penyerang meliputi individu-individu yang memiliki pengalaman zona tempur militer dalam jajaran kelompok militan radikal,” ujar Kemlu Kazakhstan dalam keterangannya, Senin (10/1), dikutip dari Reuters.
Kerusuhan yang terjadi di negara Asia Tengah itu diawali dengan demonstrasi warga dipicu oleh kenaikan harga LPG. LPG krusial bagi warga Kazakhstan, sebab banyak kendaraan yang menggunakannya sebagai bahan bakar.
ADVERTISEMENT
Demonstrasi yang awalnya damai berubah ricuh. Di kota terbesar Kazakhstan, Almaty, mobil-mobil dan bangunan dibakar. Bahkan, kediaman Presiden dan Wali Kota Almaty juga jadi sasaran.
Dalam menangani membaranya situasi Kazakhstan, Presiden Tokayev membubarkan kabinetnya, memecat Kepala Dewan Keamanan Nasional Nursultan Nazarbayev, memberlakukan Keadaan Darurat, dan melayangkan perintah tembak mati di tempat bagi perusuh.
Sebanyak 8.000 orang ditahan akibat kerusuhan ini. Menurut Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan, puluhan orang tewas dalam insiden tersebut. Tidak dijelaskan berapa angka pastinya, namun sejumlah media lokal melaporkan korban jiwa mencapai 164 orang.
Eks Kepala Komite Keamanan Nasional, Karim Massimov, ditangkap atas tuduhan makar. Ia diamankan beberapa hari setelah dipecat oleh Tokayev.
Dalam pertemuan dengan pemimpin negara-negara bekas Soviet, Tokayev menegaskan pasukan keamanannya tidak akan menembaki pengunjuk rasa yang protes secara damai.
ADVERTISEMENT
“Kami tidak pernah menembak, dan tidak akan pernah menembaki demonstran yang damai,” ucapnya.
Untuk membantu menangani situasi yang membara, koalisi militer pimpinan Rusia, Collective Security Treaty Organization (CSTO), mengirimkan sekitar 2.500 tentara ke Kazakhstan. Tokayev mengatakan, misi militer ini akan segera tuntas.
Saat ini, situasi di Kazakhstan dikabarkan mulai kondusif. Tentara Rusia, yang datang sebagai bala bantuan, dikerahkan untuk menjaga di berbagai fasilitas kunci dan lokasi strategis.
Akses internet di Kota Almaty sudah kembali tersambung, setelah sebelumnya sempat terputus. Sejumlah situs lokal dan asing sudah bisa dibuka.