Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Prof Kusnandi soal Booster Ketiga Masyarakat Umum: Kita Masih Kekurangan Vaksin
5 Agustus 2021 11:00 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pemberian vaksinasi dosis ketiga kepada masyarakat luas tengah menjadi pembahasan. Organisasi kesehatan dunia atau WHO telah meminta agar rencana tersebut ditunda.
ADVERTISEMENT
Permintaan tersebut disampaikan WHO khususnya kepada negara-negara berpendapatan tinggi yang punya stok vaksin COVID-19 melimpah. Hal ini dinilai tak pantas dilakukan lantaran ada banyak negara lain yang masih kesulitan mengakses vaksin untuk masyarakatnya.
Bicara soal akses vaksin corona, Indonesia dapat dikatakan sebagai negara yang juga angka capaian vaksin cukup rendah. Baru sekitar 7,9 persen penduduk yang mendapatkan vaksin lengkap. Sehingga, pemberian dosis ketiga masih belum jadi hal yang dipikirkan saat ini.
Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Unpad, Prof Kusnandi Rusmil, menyampaikan bahwa Indonesia saat ini berada pada posisi yang tak punya stok vaksin berlebih. Tak hanya itu, menurutnya, Indonesia juga masih kekurangan vaksinator.
"Sekarang kita masih kekurangan vaksin dan kekurangan yang nyuntiknya," kata Prof. Kusnandi saat dihubungi kumparan, Kamis (5/8).
ADVERTISEMENT
Saat ditanya mengenai pernyataan WHO tersebut, dirinya turut membenarkan penundaan rencana pemberian vaksinasi ketiga untuk masyarakat luas.
"Benar (negara yang punya vaksin melimpah harus menunda rencana pemberian booster untuk masyarakat)," tambahnya.
Beberapa waktu belakangan, sejumlah provinsi meneriakkan kondisi mereka saat ini yang mulai kehabisan stok vaksin COVID-19. Hal ini disebabkan oleh pendistribusian vaksin yang terhambat lantaran pemerintah pusat harus menunggu kedatangan vaksin dari luar negeri yang datang secara bertahap.
Belum lagi vaksin Sinovac yang dikirim dalam bentuk bahan baku masih harus diproses terlebih dahulu di Bio Farma sekitar sebulan lebih. Indonesia masih sangat mengandalkan vaksin yang didatangkan dari luar. Untuk itu, kini pemberian dosis pertama dan kedua secara adil dan merata masih jadi fokus utama pemerintah.
ADVERTISEMENT