Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Prof Zubairi Soroti Kaum Antivaksin: 2 Pengidap Kanker Serviks Wafat Tiap Jam
21 April 2022 15:50 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ketua Dewan Pertimbangan PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. dr. Zubairi Djoerban, menekankan pentingnya vaksin kanker serviks untuk keselamatan masyarakat. Sudah banyak yang jadi korban kanker yang menyerang leher rahim ini.
ADVERTISEMENT
Melalui akun Twitter, dokter spesialis penyakit dalam subspesialisasi hematologi-onkologi ini menjelaskan, telah terjadi 21.003 kematian akibat kanker serviks di Indonesia. Agak aneh kalau ada yang kelompok yang menentangnya atau antivaksin.
“Isu vaksin HPV (Human Papillomavirus) muncul dan ada saja gerakan antivaksin yang mengiringinya. Padahal Data Observasi Kanker Dunia 2020 menunjukkan terdapat 21.003 kematian akibat kanker serviks di Indonesia,” kata Prof Zubairi dalam cuitannya dikutip Kamis (21/4).
Zubairi menegaskan bahwa kematian yang disebabkan akibat kanker serviks terjadi lebih dari dua setiap jamnya. Sehingga isu ini menitikberatkan pada data dan sains yang terjadi.
Hal ini terkait penjelasan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam Pertemuan Diaspora Kesehatan Indonesia Kawasan Amerika & Eropa soal rencananya yang ingin menambahkan vaksin kanker serviks sebagai vaksin wajib. Namun, Budi belum mendetailkan target dan rencananya.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dilakukan sebagai langkah preventif yang disebabkan banyaknya perempuan di Indonesia terkena kanker serviks. Bahkan angka kematiannya mencapai 57 persen.
Prof Zubairi mengamini bahwa kanker serviks dapat dicegah dengan vaksin HPV. Namun ia merekomendasikan vaksin HPV untuk usia sampai dengan 26 tahun.
“Jadi vaksinasi HPV ini direkomendasikan untuk usia 11-12 tahun, tapi sebetulnya bisa juga dimulai pada usia 9 tahun, vaksin HPV juga direkomendasikan untuk setiap orang sampai usia 26 tahun,” ungkap Zubairi saat dihubungi lebih lanjut.
Menurut Zubairi, vaksinasi HPV ini mencegah infeksi yang baru, namun tidak bisa mengobati infeksi yang telah terjadi.
“Karena itu vaksin ini akan bekerja terbaik sebelum ada paparan HPV. Paparan apa pun terhadap HPV,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
“Jadi pada usia belasan tahun juga perlu diingat bahwa vaksin HPV ini tidak bisa menggantikan tes screening untuk kanker serviks, misalnya pap smear maupun tes HPV,” tutur Zubairi.
“Vaksin HPV ini sekarang juga dianjurkan anak-anak laki-laki dan laki-laki dewasa muda,” tutupnya.
Reporter: Rachel Koinonia