Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Profil AY Nasution, Mantan Pangkostrad yang Minta 3 Patung Jenderal Dibongkar
29 September 2021 10:26 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ketiga patung yang dibongkar itu adalah patung Presiden ke-2 RI Soeharto, Letjen TNI (Purn) Sarwo Edhie, dan Jenderal TNI (Purn) Abdul Harris Nasution. Pembongkaran tiga patung itu disoroti mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, yang menyebutnya sebagai indikasi masuknya PKI dan upaya penghilangan sejarah penumpasan G30S/PKI .
Kepala Penerangan Kostrad, Kolonel Inf Haryantana, mengatakan dibongkarnya ketiga patung tersebut murni atas permintaan AY Nasution selaku penggagas pembuatan ketiga patung itu.
"Tidak benar Kostrad menghilangkan patung sejarah [penumpasan G30S/PKI]. Pembongkaran patung-patung murni keinginan (mantan Pangkostrad) Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution sebagai pembuat ide," ujar Haryantana dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/9).
Haryantana mengungkapkan, keinginan pembongkaran patung pertama kali diungkapkan AY Nasution saat menemui Dudung pada 30 Agustus lalu. Dalam pertemuan itu, AY Nasution buka-bukaan kepada Dudung soal alasannya ingin membongkar patung diorama itu. Ketenangan lahir dan batin menjadi alasan utama AY Nasution bersikeras membongkar tiga patung yang dulu diusulkannya.
ADVERTISEMENT
"Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution meminta untuk patung-patung yang telah dibuatnya untuk dibongkar demi ketenangan lahir dan batin, sehingga pihak Kostrad mempersilakan," jelasnya.
Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman mengungkapkan lebih gamblang alasan AY Nasution mengambil tiga patung itu. Alasannya, menurut keyakinan AY Nasution adalah dosa membuat patung.
"Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," kata Dudung.
Lantas, siapakah sosok AY Nasution?
AY Nasution yang lahir pada 26 Maret 1954 di Medan, Sumatera Utara, tercatat sebagai Purnawirawan TNI dengan jabatan terakhir Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) pada medio tahun 2011 hingga 2012.
ADVERTISEMENT
AY Nasution adalah anak dari almarhum Kolonel Inf H.M. Nurdin Nasution, mantan Bupati Padang Sidempuan, yang menjabat selama tiga periode mulai dari 1960 hingga 1975.
AY Nasution diangkat menjadi Pangkostrad berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor: Kep/584/VII/2011 tanggal 25 Juli 2011 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI. Saat itu, AY Nasution menggantikan ipar SBY, Pramono Edhie Wibowo, yang diangkat menjadi KSAD.
Karier lulusan Akabri Darat tahun 1977 sebagai Pangkostrad pun terbilang singkat. Praktis dia hanya menjabat sebagai Pangkostrad selama 1 tahun hingga 13 Maret 2012 sebelum akhirnya digantikan oleh Letjen TNI M Munir.
Pada tahun 2012, AY Nasution juga diketahui turut meramaikan bursa bakal calon Gubernur Sumut. Meski begitu, dia yang maju melalui Partai Demokrat justru tak lolos menjadi calon gubernur berdasarkan keputusan yang ditetapkan oleh KPU Sumut saat itu.
ADVERTISEMENT
Selain menjadi Pangkostrad, sejumlah jabatan strategis di TNI pun tercatat pernah diisi AY Nasution. Sebut saja posisi sebagai Pangdam XVII/Cendrawasih, Papua dan Komandan Pusat Teritorial TNI AD.
Sejumlah posisi yang pernah diduduki AY Nasution di antaranya Danton KI-A Yonif 521/16 Dam VIII Brawijaya (1978-1980); Danki-A Yonif 516/16 Dam VIII/Brawijaya (1980-1982); Kasi Intel Yonif 516 Dam VIII/Brawijaya (1982-1983); Pelatih/Guru Militer Pussenif (1983-1988); Kasdim 1607/Sumbawa (1988-1990); Wadan Yonif 741/Dam IX/Udayana (1990-1991).
Kasdim 1609/Singaraja (1991-1992); Asisten Atase Pertahanan RI di Tokyo-Jepang (1992-1994); Danyonif 515/Ugra Tapa Yudha Kostrad (1996-1997); Kasbrigif 9/Kostrad (1997-1998); Asisten Operasi Divisi Infanteri-2/Kostrad (1998-1999); Asisten Operasi Kodam I/Bukit Barisan (1999-2000); Asisten Operasi Kostrad (2000-2002); dan Komandan Korem 011/Lhokseumawe (2002-2005).
Selanjutnya Kepala Staf Divisi Infanteri-1/Konstrad (2005-2006); Wakil Panglima Komando Ops Keamanan di Poso, Sulteng (2006); Kepala Dinas Jasmani Angkatan Darat (2006-2007); Panglima Divisi Infanteri-2/Kostrad (2007-2008).
ADVERTISEMENT
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih (2008-2011); Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat (2010); Asisten Teritorial Panglima TNI (2010-2011); dan Panglima Kostrad (2011-2012).