Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Saat saya bergabung di PSI, partai ini masih piringan putih, penuh cita-cita dan harapan. Banyak pemuda tertarik dengan citra yang berhasil kita bangun atas PSI. Kita bangun PSI di Jakarta dari nol, dari tidak dikenal sama sekali hingga menjadi kekuatan politik yang diperhitungkan di Jakarta,” kata Michael, dalam keterangan tertulisnya dikutip Senin (5/12).
Namun Michael menuturkan, ia tidak lagi yakin perjuangan politik yang dimilikinya dapat dilanjutkan di PSI. Ia pun memutuskan untuk mundur.
“Banyak hal yang sudah saya lakukan bersama rekan-rekan di PSI. Namun dengan berat hati, sudah saatnya saya mengundurkan dari dari partai yang saya cintai ini,” ujar Michael.
Lantas bagaimana sosok Michael?
Michael Victor Sianipar merupakan lulusan ilmu politik salah satu universitas paling bergengsi di Korea Selatan, Yonsei University.
ADVERTISEMENT
Kariernya di dunia politik ia mulai di tahun 2012. Saat itu Michael menjadi asisten kampanye calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Kontribusinya ini mengantarkan Ahok pada kursi DKI 1. Michael pun diangkat Ahok sebagai salah satu staf pribadinya.
Setahun setelahnya, ia mencoba terjun ke dunia politik praktis sebagai caleg dari Partai Gerindra. Saat mengikuti kampanye, usianya baru 22 tahun. Namun, ia gagal mendapatkan suara yang cukup untuk mengamankan kursi di DPR.
Setelah itu Michael bergabung dengan PSI di tahun 2015. Kariernya terbilang cukup cemerlang, ia langsung diangkat menjadi Ketua PSI Jakarta Pusat di tahun yang sama ia bergabung.
Ia pun naik jabatan menjadi Ketua DPW PSI Jakarta di tahun 2017. Dalam asuhannya, ia yang sempat gagal melenggang sebagai legislatif berhasil mengamankan 8 kursi DPRD DKI Jakarta dalam pemilihan tahun 2019 lalu.
ADVERTISEMENT
Saat itu PSI mendapatkan lebih dari 500 ribu suara, menjadi partai politik dengan perolehan suara terbesar keempat dari 16 partai saat itu.
Sebagai oposisi, Michael saat itu fokus pada transparansi anggaran Pemprov DKI Jakarta yang dikepalai Anies Baswedan seperti saat ramai isu anggaran lem aibon dan Formula E.
PSI merupakan salah satu dari 2 partai yang mengajukan hak interpelasi dalam penyelenggaraan Formula E. Namun saat perhelatannya digelar 4 Juni 2022 lalu, Michael terlihat hadir langsung menonton balap mobil listrik itu.
Kini Michael tak lagi menjadi bagian dari PSI. Posisinya sebagai Ketua DPW PSI Jakarta diisi oleh Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie.