Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Profil Sara Duterte, Wapres Filipina yang Ancam Bunuh Presiden Bongbong Marcos
26 November 2024 11:47 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Sara Zimmerman Duterte-Carpio (46 tahun), atau yang lebih akrab dikenal sebagai Inday Sara, adalah sosok yang mencuri perhatian di kancah politik Filipina.
ADVERTISEMENT
Sebagai Wakil Presiden termuda di negara tersebut, perjalanan hidup dan kariernya tak lepas dari sorotan—baik karena pencapaiannya maupun kontroversi yang mengiringinya.
Lahir pada 31 Mei 1978 di Kota Davao, Sara adalah putri dari mantan Presiden Rodrigo Duterte dan Elizabeth Zimmerman.
Merangkum laporan Rappler, sebelum terjun ke dunia politik, ia menempuh pendidikan di bidang terapi pernapasan di San Pedro College, Kota Davao, lalu melanjutkan studi hukum di San Beda College dan San Sebastian College-Recoletos di Manila.
Lulus sebagai advokat pada 2005, Sara memulai langkah politiknya sebagai Wakil Wali Kota Davao pada 2007, mendampingi ayahnya yang kala itu menjabat sebagai Wali Kota.
Pada 2010, ia melangkah lebih jauh dengan menggantikan Rodrigo Duterte sebagai Wali Kota Davao.
ADVERTISEMENT
Masa jabatan pertamanya dikenal penuh warna, termasuk insiden ketika ia meninju seorang pejabat pengadilan yang tengah menjalankan perintah pembongkaran di kawasan kumuh.
Setelah sempat berkarier sebagai pengacara, Sara kembali menjadi Wali Kota Davao dari 2016 hingga 2022, masa yang bersamaan dengan ayahnya menjabat sebagai Presiden Filipina.
Kebijakan dan Kiprah di Kabinet
Sebagai Wakil Presiden sejak 30 Juni 2022, Sara juga menjabat sebagai Menteri Pendidikan hingga pengunduran dirinya pada Juni 2024. Di Filipina Wapres bisa menjabat sebagai menteri.
Meski mundur dari jabatan menteri, Sara masih melanjutkan jabatannya sebagai Wapres Bongbong.
Selama menjabat, ia meluncurkan Agenda MATATAG, program reformasi pendidikan yang bertujuan menyederhanakan kurikulum, meningkatkan fasilitas, dan memperhatikan kesejahteraan guru serta siswa.
Namun, ia juga mendapat kritik tajam, seperti atas kebijakan penghapusan alat bantu visual di kelas dan penggunaan anggaran rahasia yang kontroversial.
ADVERTISEMENT
Dinamika Politik dan Pernyataan Kontroversial
Sara dikenal sebagai politikus dengan gaya bicara yang tegas dan blak-blakan. Ketegangan politiknya dengan Presiden Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr semakin mencuat dalam beberapa bulan terakhir. Pada Sabtu (23/11), ia membuat pernyataan mengejutkan dalam konferensi pers emosional.
Sara mengatakan jika dirinya terbunuh, ia telah menginstruksikan orang kepercayaannya untuk membunuh Presiden Marcos Jr, istri sang presiden, dan Ketua DPR Filipina, Martin Romualdez.
“Saya bilang, jika saya mati, bunuh BBM (Presiden Marcos), (ibu negara) Liza Araneta, dan Martin Romualdez. Tidak bercanda,” ujar Sara, seperti dikutip Reuters. Pernyataan ini memicu respons keras dari Istana Kepresidenan.
Sebelumnya, ketegangan telah memanas ketika ayahnya, Rodrigo Duterte, menuduh Marcos menggunakan narkoba dan menyerukan pemisahan Mindanao, basis kekuatan politik keluarga Duterte.
ADVERTISEMENT
Marcos membalas tuduhan tersebut dengan menyebut Rodrigo terganggu akibat penggunaan opioid sintetis.
Meskipun terjerat kontroversi, Sara tetap menjadi salah satu tokoh politik dengan tingkat kepercayaan tertinggi di Filipina.
Ia bahkan disebut-sebut sebagai kandidat kuat dalam pemilihan presiden 2028 mendatang, dengan basis pendukung yang loyal di Mindanao dan berbagai wilayah lainnya.