Protes Kaum Hawa untuk Trump Menyebar ke Seluruh Dunia

23 Januari 2017 0:32 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pesan "My Body, My Choice" oleh para perempuan. (Foto: Lucy Nicholson/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Pesan "My Body, My Choice" oleh para perempuan. (Foto: Lucy Nicholson/Reuters)
Jangan pernah remehkan kekuatan perempuan. Karena ratusan ribu kaum hawa ini berkumpul di Washington DC untuk mengungkapkan penolakan dan kekecewaan terhadap Donald Trump, Presiden baru Amerika, yang memiliki berbagai rekam jejak dan sikap yang dinilai sangat misoginis.
ADVERTISEMENT
Bertajuk Women's March, aksi ini dihadiri oleh perempuan dari berbagai lini, mulai dari aktivis, artis, hingga masyarakat sipil. Gerakan ini diusung oleh gabungan total lima juta perempuan, jauh melebihi ekspektasi awal.
Gerakan Women's March secara tegas mengusung ketidakpuasan akan komentar dan arah kebijakan Trump terhadap kelompok minoritas. Melansir Reuters (21/1), kelompok ini mencakup imigran Meksiko, kelompok Muslim, kelompok difabel, dan pegiat lingkungan.
Begitu masifnya ekspresi penolakan perempuan terhadap Trump, Women's March pun turut digerakkan di berbagai belahan dunia, mulai dari Argentina, Australia, Inggris, hingga Asia. Gerakan yang merupakan 'sister marches' dari Women's March ini turut mengusung ekspresi ketidakpuasan dan penolakan terhadap berbagai sikap Trump yang dirasa sangat mengopresi hak perempuan.
ADVERTISEMENT
Women's March di Park City,  (Foto: Piya Sinha-Roy/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Women's March di Park City, (Foto: Piya Sinha-Roy/Reuters)
Emma McNall sebagai organisator sister march di London mengungkapkan bahwa Trump tidak akan 'hidup tenang' setelah dilantik pada Jumat lalu. "Hari pertama saat Trump dilantik menjadi presiden ditandai dengan gerakan protes internasional yang bersejarah. Gerakan ini diadakan di 70 negara di seluruh dunia hari ini. Trump tidak akan menikmati 'bulan madu' selama periode kepemimpinannya," ungkap Emma.
Para pendemo terus menyuarakan tentang komentar Trump yang sering kali merendahkan perempuan serta bernada diskriminatif terhadap kelompok Meksiko dan Muslim.
Salah satu gerakan sister march yang besar dilakukan di Sydney, Australia. Hal yang pula dikhawatirkan oleh masyarakat internasional adalah ungkapan dan janji Trump untuk menjadikan Amerika yang pertama dan terkuat.
Nama Trump 'mengangkasa' di Sydney. (Foto: Dan Himbrechts/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Nama Trump 'mengangkasa' di Sydney. (Foto: Dan Himbrechts/Reuters)
Kuatnya kekecewaan warga Sydney terhadap terpilihnya Trump menjadi presiden AS pun diungkapkan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan membuat tulisan 'Trump' di langit Sydney. Salah satu demonstran pula mengungkapkan kekecewaannya dengan hanya menggunakan bra dan menuliskan pesan penolakan terhadap Trump di tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Ekspresi penolakan perempuan terhadap Trump. (Foto: Dan Himbrechts/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ekspresi penolakan perempuan terhadap Trump. (Foto: Dan Himbrechts/Reuters)
Kekecewaan atas terpilihnya Trump menjadi presiden Amerika pula diungkapkan oleh warga sipilnya sendiri. Elisa Zacheis, warga AS di Buenos Aires, menyatakan bahwa negaranya telah melakukan kesalahan dalam memilih pemimpin.
"Saya merasa bahwa negara ini telah memilih pemimpin yang tidak baik untuk negara ini sendiri. Seluruh dunia dan masyarakat Amerika harus berdiri bersama guna membela apa yang baik. Semoga gerakan ini mampu mendorong aksi dari perempuan di manapun," ungkap Elisa.