Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Protes Tumpahan Minyak, Penduduk Asli Peru Tahan 70 Turis Asing di Amazon
4 November 2022 18:00 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Penduduk asli di wilayah hutan hujan Amazon yang termasuk dalam negara Peru menahan 70 turis asing yang bepergian ke anak sungai Maranon dengan perahu pada Kamis (3/11). Aksi mereka merupakan bentuk protes atas tumpahan minyak di daerah tersebut.
ADVERTISEMENT
Para turis yang ditahan meliputi warga negara Spanyol, Prancis, Inggris, Swiss, dan Amerika Serikat (AS). Sebagian dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. Hingga kini, pemerintah maupun polisi belum memberikan komentar atas laporan itu.
"Kami ingin meminta perhatian pemerintah dengan tindakan ini," tegas pemimpin pemimpin komunitas penduduk asli Cuninico, Watson Trujillo, dikutip dari AFP, Jumat (4/11).
"Ada orang asing dan Peru. Ada sekitar 70 orang," sambungnya.
Trujillo menjelaskan, para tahanan akan bermalam di kapal mereka sambil menunggu solusi dari pemerintah. Trujillo akan kembali mengevaluasi kemungkinan melepaskan para turis pada Jumat (4/11).
Komunitas penduduk asli terdesak mengambil langkah tersebut lantaran kurangnya bantuan pemerintah menyusul tumpahan minyak ke Sungai Cuninico pada 16 September.
ADVERTISEMENT
Dalam rangkaian protes terhadap tumpahan tersebut, penduduk asli memblokir transit semua kapal di sungai itu. Demi menekan pemerintah, Trujillo lantas melanjutkan 'tindakan radikal'.
Pihaknya meminta pemerintah mengirimkan delegasi untuk menilai kerusakan lingkungan dari tumpahan 2.500 ton minyak mentah akibat pecahnya pipa minyak Norperuano. Pipa minyak sepanjang 800 kilometer tersebut merupakan milik perusahaan negara, Petroperu.
Disadur dari The Brazilian Report, pipa itu dibangun empat dekade lalu untuk mengangkut minyak mentah dari wilayah Amazon ke Pelabuhan Bayóvar di Provinsi Piura.
Menurut Petroperu, tumpahan terjadi akibat pemotongan pipa sepanjang 21 sentimeter yang disengaja. Ini merupakan 'serangan' ke-11 terhadap infrastruktur tersebut sejak Januari.
Perhimpunan Nasional Pertambangan, Perminyakan, dan Energi (SNMPE) Peru menerangkan, Pipa Norperuano telah menjadi sasaran setidaknya 29 tindakan sabotase semacam itu sejak 2014. Jaksa lingkungan telah membuka penyelidikan atas serangan terbaru.
ADVERTISEMENT
Insiden tersebut mendesak pengumuman keadaan darurat selama 90 hari di Peru sejak 27 September. Sebab, tumpahan minyak memengaruhi setidaknya enam komunitas adat etnis Kukumas.
Wilayah terdampak yang menaungi 2.500 penduduk asli itu merupakan rumah bagi komunitas penduduk asli Cuninico dan Urarinas. Mereka sangat bergantung pada tangkapan ikan.