Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pusat Plasma Nutfah Nasional Dukung Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia
9 Desember 2024 16:00 WIB
·
waktu baca 4 menitGroundbreaking pembangunan Pusat Plasma Nutfah Nasional telah dimulai 15 Oktober 2024. Pusat Plasma Nutfah Nasional yang berada di Kelurahan Mentawir, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur , ini memiliki luas 93,2 Ha dengan pembangunan fisik sebesar 2,02 persen (2,04 Ha) dari luas total lahan
Pusat Plasma Nutfah Nasional merupakan salah satu upaya konservasi keanekaragaman hayati jangka panjang, yakni melalui pengelolaan plasma nutfah atau pengelolaan sumber daya genetik.
Secara berkelanjutan, Indonesia terus melakukan tindakan korektif yang berbeda namun saling terkait. Pertama, mengurangi risiko kepunahan, khususnya untuk flagship species yang berstatus terancam punah.
Kedua, mempertahankan dan memulihkan keanekaragaman genetik dengan menjaga keanekaragaman dan kemurnian genetik spesies. Lalu ketiga, mengelola secara intensif interaksi manusia-satwa liar dengan tujuan living in harmony with nature.
Selain itu, Pusat Plasma Nutfah diyakini memiliki berbagai manfaat jangka panjang, antara lain pelestarian keanekaragaman hayati, mendukung ketahanan pangan, dan membantu menghadapi perubahan iklim serta tantangan dalam pertanian. Pusat Plasma Nutfah juga menjadi sumber penting bagi penelitian ilmiah, sehingga memungkinkan pengembangan varietas baru yang lebih tahan terhadap hama, penyakit, dan kondisi lingkungan yang ekstrem.
Bukan itu saja, Pusat Plasma Nutfah berkontribusi pada restorasi ekosistem yang terdegradasi. Caranya dengan menyediakan bahan genetik untuk pemulihan spesies yang terancam punah.
Fungsi lainnya yaitu sebagai tempat edukasi. Pusat Plasma Nutfah dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian keanekaragaman hayati. Secara keseluruhan, Pusat Plasma Nutfah berperan penting mendukung keberlanjutan lingkungan dan kehidupan di masa depan.
Isu konservasi juga menjadi perhatian penting Norwegia dalam kerja sama dengan Indonesia. Oleh karena itu, groundbreaking Pusat Plasma Nutfah Nasional secara khusus mengundang Duta Besar Norwegia untuk Indonesia dan Timor Leste, Rut Krüger Giverin.
Dalam sambutannya, Ruth menyampaikan apresiasi pembangunan IKN yang disertai upaya perlindungan hutan dan sumber daya alam. “Melalui pembangunan Pusat Plasma Nutfah Nasional, saya yakin akan sangat berguna untuk melestarikan kekayaan biodiversitas di Indonesia,” kata Ruth.
Lebih lanjut, Ruth mengatakan bahwa Norwegia memiliki lembaga serupa bernama Svalbard Global Seed Vault. Lembaga ini berfungsi menyimpan koleksi benih dari seluruh dunia, bertindak untuk melestarikan keanekaragaman hayati global di bidang pertanian, serta melindungi berbagai macam benih tanaman pangan.
Indonesia dan Norwegia telah membangun kolaborasi yang efektif dalam pengendalian iklim, khususnya sektor hutan dan lahan. Melalui kebijakan Indonesia's FOLU Net Sink 2030, Ruth yakin Indonesia dapat terus menjadi pemimpin dunia dalam upaya penurunan emisi khususnya dari perlindungan hutan tropis.
"Pelestarian biodiversitas adalah bagian yang tidak terpisahkan dari upaya ini," katanya.
Kenal Lebih Dekat Pusat Plasma Nutfah
Pembangunan Pusat Plasma Nutfah Nasional ini dibagi menjadi empat zona, yaitu Zona A (Kawasan Utama, terdiri dari: Biobank, Seedbank, Hub Center, dan Kantor Pendukung), Zona B (Perkampungan Tradisional), Zona C (Kawasan Wisata Edukasi dan Rekreasi), dan Zona D (Kawasan Pendukung Untuk Aktivitas Publik).
Pendekatan teknologi dalam upaya konservasi juga terus dikembangkan, misalnya Assisted Reproductive Technology (ART) dan Biobank yang pengembangannya dilakukan melalui Kerjasama KLHK dengan IPB, tepatnya di Sekolah Kedokteran Hewan IPB. Pusat ART dan Biobank Nasional ini sangat mendukung dan relevan dengan Pusat Plasma Nutfah Nasional di Mentawir.
Pusat ART dan Biobank di SKH IPB dapat mendukung material koleksi Biobank Fauna sekaligus menjadi media kerja sama para ahli ART dan Biobank nasional maupun internasional. Terutama dalam pengembangan metode dan teknologi terkini serta untuk preservasi material biologi dan genetik satwa terancam punah Indonesia yang mutakhir.
Pada akhirnya, berkontribusi terhadap pencegahan kepunahan spesies satwa di Indonesia harus melalui preservasi materi di Pusat Plasma Nutfah Nasional di Mentawir. Begitu juga dengan pengembangan teknologi Seed Bank yang terus dikembangkan oleh Universitas Gajah Mada (UGM) tepatnya di Fakultas Kehutanan, UGM.
Pembangunan Pusat Plasma Nutfah Nasional di IKN diharapkan dapat berperan sebagai wadah untuk koleksi plasma nutfah Indonesia, wahana edukasi, dan riset kehati Indonesia, center of excellence aplikasi teknologi reproduksi, hub training dan kerja sama dalam pengembangan dan pemanfaatan ART, Biobank, Seed Bank, serta pusat data dan informasi plasma nutfah Indonesia.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio