Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Ragam Cerita Peserta Harlah Muslimat NU: Ada yang Bawa Topeng Monyet
20 Januari 2024 10:31 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Jemaah emak-emak yang hadiri peringatan Harlah Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) ke-78 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta Pusat, membubarkan diri sekitar pukul 09.30 WIB.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pantauan kumparan, banyak jemaah yang berasal dari luar Jakarta itu terpisah dari rombongan mereka saat hendak meninggalkan area Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Mereka yang mayoritas lanjut usia (lansia) itu terlihat panik, bahkan sampai menangis ketika terpisah dengan rombongannya.
Salah satunya yakni Sumirah dari Serang, Banten. Dirinya terlihat ketakutan dan bingung sambil memegang erat seorang petugas yang memandunya ke pusat informasi acara.
"Saya enggak tahu ini [lokasi parkir bus]. Minta tolong carikan [rombongan]," pinta Sumirah ke petugas, Sabtu (20/1).
Selain Sumirah, terdengar dari pengeras suara sejumlah nama jemaah lain yang juga terpisah dengan rombongannya.
Berikut beberapa lokasi asal jemaah yang sempat disebutkan, yakni dari Purwodadi, Jawa Tengah; Majalengka, Jawa Barat; Kendal, Jawa Tengah; Rajabasa, Lampung; Indramayu, Jawa Barat; Brebes, Jawa Tengah; hingga Probolinggo, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Saat berjalan meninggal lokasi, masih terlihat pula ratusan jemaah yang menunggu di tenda-tenda yang disediakan, bahkan duduk di pinggir jalan kawasan GBK. Mereka kebanyakan masih menunggu anggota rombongan lainnya yang belum bergabung atau menunggu bus untuk mengantarkan mereka pulang.
Bawa Topeng Monyet
Ada yang unik pada bendera NU yang terlihat berkibar di sebuah tiang dari salah satu rombongan emak-emak yang hadiri acara HUT ke-78 Muslimat NU di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Saat dihampiri wartawan, wajah malu dan senyum semringah menjawab pertanyaan soal uniknya tiang bendera yang dipasangkan topeng monyet berwarna hitam itu.
"Dari Klaten. Ada monyetnya gini," kata Ibu Nur Siti (51) sang pemegang bendera.
Dirinya mengaku hal itu sengaja dipasang agar mudah bagi rombongannya mengikuti sehingga tak terpisah-pisah.
Siti datang jauh-jauh dari Klaten Jawa Tengah dengan menggunakan bus. Bahkan, dia bersama emak-emak lain yang berangkat bersamanya itu mengaku, menyewa bus itu dengan berpatungan.
ADVERTISEMENT
"Patungan 20 ribu," sambungnya.
Siti mengatakan total ada 20 bus yang mereka gunakan agar bisa sampai di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Mereka mengaku berbahagia karena bisa ikut merayakan hari lahir muslimat NU di Jakarta.
Rombongan dari Way Kanan, Lampung
Berbeda dengan rombongan Siti, ada rombongan Ibu Siti Toyiyah (56) dari Way Kanan yang ikut meramaikan Harlah ke-78 ini.
Ketika dihampiri saat berfoto dengan banner rombongan, mereka mengaku memang niat menghadiri perayaan ini agar bisa melihat Presiden Joko Widodo secara langsung.
ADVERTISEMENT
"Seneng luar biasa (Ketemu Jokowi). Perjuangan yang luar biasa bagi kami melewati semuanya. Persiapan dari 0 sampai ke titik di sini tuh luar biasa syukurnya," ujar Toyiyah.
Toyiyah mengapresiasi sambutan yang diberikan Jokowi di Stadion.
ADVERTISEMENT
"Sambutan Beliau tadi bagi saya baik sekali bagi muslimah tentang stunting terutama, karena memang masih banyak masyarakat yang berkebutuhan khusus," sambungnya.
Toyiyah mengaku, mereka datang dengan rombongan sebanyak 50 orang dengan 1 bus secara gratis. Biaya bus itu kata mereka dibiayai oleh kelompok NU mereka.
"Berangkatnya dari jam 15.00 (Jumat 19 Januari). Tadi malam (sampai di GBK). Langsung ikut acara. Ketemu Jokowi," ujar Toyiyah.