Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Rekam Jejak Anies: Selesaikan IMB Gereja yang Puluhan Tahun Tak Dapat Izin
25 Januari 2024 10:58 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Calon presiden Anies Baswedan mendapat pertanyaan terkait perlindungan terhadap minoritas dari peserta Desak Anies di Purwokerto, Rabu (24/1). Anies lalu menjawabnya dengan rekam jejak saat dia jadi Gubernur DKI 2017-2022.
ADVERTISEMENT
Dia mengungkapkan rekam jejaknya melindungi semua agama di Jakarta secara setara dan adil. Termasuk rekam jejak mengeluarkan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) beberapa gereja di Jakarta yang puluhan tahun tidak mendapatkan izin.
“Kita bersyukur sekali negeri ini bineka. Bineka itu adalah karunia Tuhan. Negeri ini juga tunggal. Kita menjadi satu, menjadi Indonesia. Menyatu, persatuan, itu hasil usaha kita. Kalau binekanya itu karunia Tuhan. Tetapi kita bersatu atau tidak bersatu, itu usaha kita sendiri,” kata Anies.
“Ketika di Jakarta, kami memimpin Jakarta dengan prinsip kesetaraan. Prinsip keadilan. Semua mendapatkan kesempatan yang sama. Agama apapun juga. Supaya dapat hak yang sama,” lanjutnya.
Contohnya, ujar dia, adalah pembangunan gereja bagi umat Katolik di Jakarta.
ADVERTISEMENT
“Ada beberapa gereja di sana yang sudah hampir 40 tahun IMB (Izin Mendirikan Bangunan)-nya tidak keluar. Diurus tidak pernah selesai dan tidak ada gubernur yang mau menyelesaikannya. Alhamdulillah di periode kami persoalan itu tuntas selesai dan IMB-nya keluar. Itu boleh dicek di Gereja Katolik di Jakarta. Apa prinsipnya? Prinsip kesetaraan,” ujar Anies.
Dia menambahkan, hal serupa juga terjadi dengan perizinan masjid. Ada masjid yang tidak keluar IMB -nya, karena lingkungannya mempersoalkan.
Capres nomor urut 01 itu pun meyakini persatuan harus ditopang dengan rasa keadilan. Menurutnya, tanpa keadilan, maka tak ada persatuan.
Di sisi lain, ucap Anies , dalam kampanye biasanya ada yang berusaha memberi label pada lawan dan labelnya menakut-nakuti.
“Takut itu abstrak, kalau risiko itu bisa diukur. Jangan kita terbawa dengan orang-orang yang memberikan rasa takut yang tak beralasan. Ketika mengecek apakah besok, saya, berperilaku melindungi semua, maka lihatlah kemarin. Apakah kemarin saya melindungi semua. Jika kemarin melindungi semua, maka Anda bisa memprediksi dia akan melindungi semua,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
(AI)