Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Rekan Kos Natasya Mahasiswi Korban Air Keras Sempat Curigai Ojol di Depan Kos
27 Desember 2024 15:36 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Rekan kos Natasya Hutagalung (21), mahasiswi Sekolah Tinggi Pemerintahan Masyarakat Desa (APMD) Yogyakarta korban penyiraman air keras yang diotaki mantan pacar, sempat curiga dengan ojek online yang beberapa kali menyambangi indekos.
ADVERTISEMENT
"Cuma ada beberapa teman satu kos yang cerita bahwa beberapa hari sebelum kejadian itu melihat hal-hal yang mencurigakan," kata Wakil Ketua III APMD, Tri Agus Susanto, dihubungi pada Jumat (27/12).
"Ada orang-orang yang lihat-lihat seperti tukang ojek itu melihat-lihat, bukan sedang mencari orang, tapi sedang mengamati penghuni di situ," jelasnya.
Indekos Natasya sendiri berada di Jalan Gendeng, Baciro, Gondokusuman, Kota Yogyakarta.
Pantauan kumparan hari ini, indekos tampak sepi. Sementara penjaga enggan diwawancarai dengan alasan sedang sakit.
"Enggak tahu saya [detail kejadiannya], tiba-tiba ramai ada ambulans. Ramai," kata salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Dalang kasus ini adalah mantan pacar Natasya yang bernama Belly Villsen (25) mahasiswa S2 Fakultas Hukum Atma Jaya Yogyakarta (UAJY). Belly dan Satim selaku eksekutor kini telah ditangkap polisi.
ADVERTISEMENT
Latar Belakang Kasus
Belly dan Natasya sama-sama berasal dari Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Keduanya menjalin asmara sejak 2021. Namun pada Agustus 2024 mereka putus. Belly tak terima diputus Natasya dan berulang kali meminta balikan. Namun, Natasya tak juga memberi lampu hijau.
Gelap mata membuat Belly berbuat nekat. Berbekal akun Facebook, dia membuka lowongan kepada siapa saja yang mau bekerja membantunya menyakiti Natasya.
Di lowongan yang dia bagikan di Facebook, Belly berpura-pura menjadi perempuan bernama Senlung yang rumah tangganya dirusak pelakor. Di situ dia kenal dengan Satim, pemuda serabutan asal Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Satim meminta upah Rp 7 juta untuk aksi penyiraman air keras. Belly menyanggupi namun baru membayar Rp 1,6 juta yang dibayar ke Satim untuk operasional.
ADVERTISEMENT
Belly yang tak ingin identitasnya diketahui Satim, memberikan uang Rp 1,6 juta secara diam-diam dengan meletakkan di suatu tempat. Uang itu diberikan berkala sebanyak enam kali.
Satim menggunakan uang itu untuk membeli jaket ojol hingga air keras yang dibelinya di kawasan Malioboro.
Segala instruksi kepada Satim dilakukan Belly melalui WhatsApp. Termasuk lokasi Natasya tinggal di kawasan Baciro. Total enam kali sudah Satim menyambangi indekos Natasya dari survei hingga hendak eksekusi. Namun semuanya gagal karena Natasya tak di kos.
Malam eksekusi akhirnya tiba pada 24 Desember. Belly memberi tahu Satim bahwa Natasya akan keluar indekos pada pukul 19.00 karena akan ke gereja untuk beribadah.
"Sampai di depan pintu, pintu kos korban itu karena pintunya kos itu agak terbuka, pelaku langsung membuka pintu itu dan melihat si korban itu sedang selesai mandi, menggunakan handuk sedada gini. Langsung tidak ada kata apa-apa langsung disiramkan air keras itu. Dan terkena mukanya dan sekujur tubuh. Kemudian, korban teriak, teriak keras. Akhirnya, pelaku langsung lari," kata Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta Kompol Probo Satrio di kantornya, Kamis (26/12).
ADVERTISEMENT