Rektor Nonaktif UP Edie Toet soal Kasus Pelecehan: Korban Character Assasination

29 Februari 2024 21:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers Rektor UP dan tim kuasa hukum di Artotel Mangkuluhur, Jaksel, Kamis (29/2/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers Rektor UP dan tim kuasa hukum di Artotel Mangkuluhur, Jaksel, Kamis (29/2/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
ADVERTISEMENT
Rektor nonaktif Universitas Pancasila (UP) Edie Toet Hendratno angkat bicara usai dirinya dilaporkan ke polisi oleh dua karyawannya terkait dugaan pelecehan seksual. Edie mangku sedih, malu, dan merasa dirinya telah menjadi korban pembunuhan karakter.
ADVERTISEMENT
"Mungkin bapak ibu enggak bisa menggambarkan kesedihan saya, malu saya, dan juga sedih saya. Karena apa? Selama saya mengabdi di dunia pendidikan, baru sekali ini dijadikan korban character assasination namanya, pembunuhan karakter. Padahal seorang dosen atau seorang guru adalah orang-orang yang betul menjaga etika dan budi," ujar Edie dalam jumpa pers di Artotel Mangkuluhur pada Kamis (29/2).
Dia menduga laporan pelecehan seksual itu terkait pemilihan rektor di universitas yang sudah dipimpinnya selama 13 tahun.
"Memang saya cari-cari apa motifnya mereka itu sebetulnya. Tapi dugaan saya ini karena bertepatan sama pemilihan rektor UP, mereka pengin jadi rektor. Dan saya rektor terpanjang dalam sejarah Universitas Pancasila," sambungnya.
Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno usai jalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Kamis (29/2/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Edie memikirkan perasaan istri dan tiga anaknya, yang harus menanggung malu akibat kasus ini. Dia pun sempat meneteskan air mata saat mengingat proses dirinya diangkat menjadi Rektor UP saat masih menjadi Wakil Rektor Universitas Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Tidak pernah terpikirkan sedikitpun oleh saya ada di titik ini, di titik nadir paling bawah, nama baik saya dipertaruhkan. Bukan hanya nama baik saya yang hancur, tapi semua prestasi dan loyalitas saya tiba-tiba harus lenyap," ujarnya.
Kuasa hukum Edie, Faizal Hafied, yang ikut hadir dalam konferensi pers, mengatakan timnya tengah mempersiapkan upaya hukum untuk membela Edie. Namun dia tidak menjelaskan apa langkah yang dimaksud.
"Kami sedang mempersiapkan semuanya dan kami akan melakukan upaya hukum untuk membela kepentingan klien kami," sebutnya.
Terkait kasus ini, Edie sudah diperiksa polisi di Polda Metro Jaya pada hari ini, Kamis (29/2). Pemeriksaan itu terkait laporan salah satu korban.
Edie akan kembali diperiksa pada 5 Maret 2024 di Polda Metro Jaya terkait laporan korban yang lainnya. Pemeriksaan ini terkait laporan yang ada di Bareskrim Polri.
ADVERTISEMENT
Polisi memang menerima dua laporan terkait kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Edie, masing-masing di Polda Metro Jaya dan di Bareskrim Polri. Namun laporan di Bareskrim Pori kemudian dilimpahkan ke Polda Metro Jaya. Sehingga pemeriksaan Edie dilakukan di Polda Metro Jaya.