Rektor UGM Tanggapi Wacana Rektor Asing: Mari Pikirkan Masak-masak

7 Agustus 2019 17:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Panut Mulyono. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Panut Mulyono. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Rektor UGM menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk membahas sejumlah hal. Salah satunya adalah terkait wacana pemerintah untuk mendatangkan rektor asing untuk memimpin perguruan tinggi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Rektor UGM, Panut Mulyono, mengatakan ada banyak hal yang perlu dibenahi dalam sistem perguruan tinggi Indonesia, salah satunya terkait kualitas pendidikan. Jika memang ingin melibatkan tenaga ajar asing, menurut dia, maka mereka bisa mengajar selama satu semester atau melakukan penelitian bersama dengan dosen dari Indonesia.
"Kalau untuk membawa lingkungan perguruan tinggi kita ke dunia yang lebih luas, itu lebih baik kalau menurut saya orang-orang dari mitra-mitra kita, dari profesor asing, profesor mancanegara itu beraktivitas di perguruan tinggi kita. Tidak harus sebagai dosen tetap, tetapi mengajar satu semester, kemudian beraktivitas dengan dosen-dosen kita, meneliti bersama. Dosen kita ke sana, dosen asing ke ini, menulis bersama itu sangat bagus karena itu lebih mungkin," kata Panut di Kantor Wapres, Jakarta Pusat, Rabu (7/8).
ADVERTISEMENT
Panut juga menilai, merekrut rektor asing tidak akan langsung otomatis meningkatkan ranking PTN dalam perankingan dunia. Menurutnya, penilaian sebuah PTN untuk masuk perankingan dunia ditentukan dari banyak faktor yang mencakup kemajuan kualitas pendidikan PTN itu sendiri.
Rektor UGM Panut Mulyono. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
"Kalau saya tidak menjawab setuju atau tidak. Mari kita pikirkan masak-masak bahwa kualitas pendidikan kita cepat maju, daripada kemajuan itu dinilai dari pihak mana pun, ya posisinya bagus," tuturnya.
Meski demikian, ia memahami tujuan impor rektor asing tersebut bagian dalam meningkatkan mutu pendidikan tinggi di tingkat dunia. Menurutnya, untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di tingkat dunia juga perlu dengan memperbaiki semua aspek pendidikan di Indonesia.
Agar bisa menembus ranking di dunia, maka perguruan tinggi di Indonesia harus memenuhi indikator-indikator penilaian dalam perankingan. Mulai dari jumlah publikasi jurnal internasional, penelitian yang berkualitas, hingga peralatan yang mendukung penelitian berkualitas.
ADVERTISEMENT
"Itu kan sangat jelas apa yang dinilai, skoringnya itu item-itemnya apa saja, kita kan sudah tahu. Dan sekarang kita pun sudah melakukan di hal-hal semacam itu yang terkait dengan kualitas pendidikan kita," jelasnya.