Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Fathul Wahid, turut angkat bicara soal fenomena kampus obral jabatan rektor. Fathul memilih gelar profesornya dan lain sebagainya tak perlu ditulis, tujuannya agar menjaga marwah jabatan profesor.
ADVERTISEMENT
"Betul. Itu juga saya harapkan ke sana (kampus tak obral jabatan Rektor). Jadi intinya kembali kepada dasarnya aja kok, nilai dasarnya gimana, kembali ke situ, tidak ada sesuatu yang luar biasa dengan gerakan ini (tak cantumkan profesor). Cuma karena kondisinya seperti sekarang jadi dianggap jadi luar biasa," kata Fathul melalui sambungan telepon, Jumat (19/7).
Dijelaskannya, profesor merupakan sebuah capaian akademik. Namun yang seharusnya melekat di sana bukan gelarnya tetapi tanggung jawab publik.
"Saat ini, di Indonesia semakin banyak profesor, tetapi tidak mudah mencari intelektual publik yang konsisten melantangkan kebenaran ketika ada penyelewengan," jelasnya.
Gerakan tak mencantumkan gelar ini diharapkan menjaga semangat kolegialitas.
"Jangan sampai jabatan profesor justru menambah jarak sosial. Kampus seharusnya menjadi salah satu tempat yang paling demokratis di muka bumi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Saya berharap semakin banyak profesor yang berkenan ikut sebagai gerakan moral simbolik yang bisa menjadi budaya egaliter baru yang permanen," katanya.