Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Relawan Prabowo Borong Sayuran dari Petani Lalu Dibagikan ke Kaum Duafa
16 Januari 2024 9:50 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Relawan Prabowo Peduli Petani (RPPP) melakukan aksi kepedulian dengan memborong sayuran dari petani di beberapa sentra sayur-mayur di Jawa Tengah , seperti lereng Gunung Sumbing , Kopeng dan Boyolali, Selasa (16/1).
ADVERTISEMENT
Hal itu dilakukan guna meringankan beban para petani yang saat ini tengah mengalami penurunan harga sayuran.
Sayur-mayur itu kemudian dibagikan kepada kaum duafa yang berada di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur .
“Tiap hari, minimal satu truk (7 ton) sayuran dari sentra sayur-mayur kami beli dari petani. Karena harganya jatuh, malah ada petani yang membiarkan sayurnya tidak dipanen dan dibiarkan busuk. Dengan kita beli, semoga sedikit meringankan beban petani," kata Ketua RPPP, Yudi Samhana.
Terdata saat ini, jenis sayur-mayur yang anjlok harganya di antaranya, kol (kubis), buncis, cesin, timun, terong, kol putih, sawi sendok dan lain-lain.
Adapun, harga sayur-mayur tersebut yang dipatok oleh petani hanya Rp1000-2000/Kg. Bahkan, ada yang tidak laku akibat banjirnya panenan.
Menurut Yudi, aksi pembelian sayuran yang harganya anjlok ini akan terus dilakukan hingga harga kembali normal.
ADVERTISEMENT
“Kami juga akan ke Wonosobo , Jateng, karena kami dengar di sana lebih parah lagi jatuh harganya, bahkan hanya jadi makanan ternak, dan juga ke daerah Malang, Jatim. Bismillah, semoga Pak Prabowo menjadi presiden agar nanti ada solusi saat harga-harga jatuh,” ucap Yudi.
Yudi juga berharap dengan program makan siang gratis yang diberikan kepada anak-anak di sekolah dan pesantren nantinya, sayur-mayur hasil petani semua terserap pasar.
“Petani sayur saat ini sudah nangis darah, biaya tanam mahal, benih mahal, pupuk mahal, tapi harganya jatuh. Padahal, kadang untuk biaya tanam mereka harus meminjam atau kredit," ungkap Yudi.
(IK)