Respons Ancaman Perang dari Negara Afrika Lain, Niger Tutup Wilayah Udara

7 Agustus 2023 10:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendukung junta Niger ikut serta dalam demonstrasi di dekat pangkalan udara di Niamey, Niger, Sabtu (5/8/2023). Foto: Mahamadou Hamidou/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Pendukung junta Niger ikut serta dalam demonstrasi di dekat pangkalan udara di Niamey, Niger, Sabtu (5/8/2023). Foto: Mahamadou Hamidou/Reuters
ADVERTISEMENT
Junta militer Niger menutup wilayah udaranya hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Langkah ini diambil guna menghalau ancaman intervensi militer asing, khususnya dari blok regional Afrika Barat Economic Community of West African States (ECOWAS).
ADVERTISEMENT
Adapun ancaman intervensi militer dari ECOWAS muncul, lantaran junta militer gagal membebaskan Presiden Niger yang digulingkan, Mohamed Bazoum, sesuai dengan tenggat waktu.
Dengan kata lain, junta militer enggan untuk memulihkan kembali demokrasi di negara jajahan Prancis itu.
Dikutip dari Reuters, penutupan wilayah udara Niger diumumkan oleh perwakilan junta pada Minggu (6/8). "Dalam menghadapi ancaman intervensi yang semakin nyata — wilayah udara Nigeria ditutup mulai hari ini," ujarnya.
Dia menambahkan, sebagai persiapan untuk menghadapi intervensi asing junta militer telah berkoordinasi dengan dua negara sekutu di Afrika Tengah. Namun, dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Dia menyerukan persatuan rakyat Niger dalam menghadapi sanksi finansial dan perdagangan dari ECOWAS, yang telah menyebabkan pemadaman listrik dan lonjakan harga pangan dalam negeri.
ADVERTISEMENT
"Angkatan bersenjata Niger dan semua pasukan pertahanan dan keamanan kami, didukung oleh dukungan tanpa henti dari rakyat kami, siap untuk mempertahankan integritas wilayah kami," tutup perwakilan junta militer.
Lebih lanjut, lebih dari 100 warga sipil pendukung kudeta pada akhir pekan ini mendirikan posko-posko di dekat pangkalan udara di Ibu Kota Niamey — sebagai bentuk solidaritas masyarakat mendukung junta.
Hingga berita ini dirilis, ECOWAS belum memberikan tanggapan lebih lanjut terkait keputusan junta yang semakin menarik diri dari pemulihan demokrasi.