Respons MS Kaban soal Din Syamsuddin dan Refly Tak Mau Gabung Partai Masyumi

12 November 2020 11:50 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota KAMI MS Kaban.  Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anggota KAMI MS Kaban. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Pendirian Partai Masyumi Reborn ternyata tak mendapat dukungan seluruh anggota Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Presidium KAMI, Din Syamsudin hingga Refly Harun mengaku tak mau bergabung dengan Masyumi Reborn.
ADVERTISEMENT
Salah satu pendiri Partai Masyumi yang juga pendiri KAMI, Malem Sambat Kaban (MS Kaban). menjelaskan sejak awal KAMI memang tak ada kaitannya dengan parpol.
"KAMI ini adalah koalisi aksi dari para tokoh-tokoh yang berbagai macam latar belakang, yang memang sejak awal tidak ada kaitannya dengan partai politik," kata Kaban saat dimintai tanggapan, Kamis (12/11).
Eks politikus PBB ini mengatakan, tak perlu ada pembenturan antara KAMI dengan Masyumi Reborn. Sebab, kata dia, aktivis-aktivis yang membentuk Partai Masyumi juga bersama-sama dengan tokoh lainnya membentuk KAMI.
Din Syamsuddin (tengah) pada deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia. Foto: Youtube/Realita TV
Namun, memang ada aktivis KAMI yang tak ingin melibatkan diri dalam parpol seperti Din Syamsuddin atau Refly Harun. Perbedaan ini, kata dia, tak perlu dipermasalahkan.
"Jadi, itu orang yang sama, tetapi persepsinya terhadap keadaan itu kan ada irisannya. Ada irisan kesamaan persepsi. Jadi, tokoh-tokoh yang sekarang ini, katakanlah di KAMI itu kan multivisi. Ada Rocky, ada Pak Din, ada Pak GN, dan lain-lain," papar Kaban.
ADVERTISEMENT
"Itu kan bukan orang-orang partai politik, mereka dari bidang-bidang yang memiliki sebuah panggilan moral, bagaimana memperbaiki kehidupan berbangsa dan bernegara," tambahnya.
Lebih lanjut, kata Kaban, KAMI sejak awal memang memiliki tujuan bagaimana memperjuangkan agar Indonesia kembali ke arah kiblat bangsa. Sedangkan Masyumi Reborn adalah misi sejumlah tokoh KAMI untuk membangun kekuatan partai politik.
"Kan beda antara gerakan moral dan kekuatan partai politik. Memang, dari awal saya mengatakan dan meyakini KAMI tidak akan menjadi partai politik," tegas politikus asal Tanah Karo itu.