Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Retno Geram TNI di Lebanon Diserang: Dewan Keamanan PBB ke Mana?
16 Oktober 2024 11:33 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pasukan yang seharusnya menjaga perdamaian justru menjadi sasaran serangan. Hal itu memicu kekhawatiran akan memburuknya situasi di wilayah konflik tersebut.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan perkembangan terbaru ini dalam talkshow Info A1 bersama kumparan. Ia juga sempat mengonfirmasi adanya tambahan korban luka dari Indonesia.
“Pagi ini saya mendapatkan laporan, ada tambahan 15 pasukan penjaga perdamaian yang terluka, satu di antaranya dari Indonesia,” kata Retno.
Serangan terjadi pada Minggu (13/10) di markas UNIFIL di Naqoura, Lebanon selatan, yang merupakan serangan ketiga Israel dalam beberapa hari terakhir.
UNIFIL melaporkan bahwa serangan dilakukan di tiga lokasi terpisah, dua di antaranya terjadi pada Kamis (10/10) dan satu lagi pada Rabu (9/10).
Prajurit TNI yang menjadi korban kini berada dalam kondisi baik setelah menjalani perawatan.
ADVERTISEMENT
Dalam diskusi Info A1, Retno pun kembali mempertanyakan sikap Dewan Keamanan PBB yang hingga saat ini belum mengambil langkah nyata untuk menghentikan kekerasan dan melindungi pasukan perdamaian di Lebanon.
“Dewan Keamanan PBB ke mana ya? Mandat mereka adalah menjaga perdamaian, bukan memperpanjang konflik,” ungkap Retno dengan nada tegas.
Ia juga menyoroti pentingnya aksi nyata dari lima negara pemegang hak veto di Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan pelanggaran terhadap pasukan perdamaian.
“Saya paham, semuanya pasti ada pertimbangan politik. Politics is politics. Tetapi, after all, kita ini manusia. Moso enggak punya hati sih? Melihat sipil dihajar terus seperti itu? Petugas-petugas kemanusiaannya dibunuh. Sekarang yang penjaga perdamaian diserang, didesak untuk mundur?” kutuk Retno.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Presiden Jokowi turut mengecam serangan Israel terhadap pasukan TNI yang bergabung dalam UNIFIL.
Ia menegaskan pasukan perdamaian PBB di Lebanon harus dilindungi dan tidak boleh menjadi target serangan.
“Enggak boleh itu, yang namanya pasukan perdamaian kok ikut-ikutan diserang, ada yang yang luka lagi,” ujar Jokowi, pada Selasa (15/10).
Serangan terhadap pasukan perdamaian PBB ini memunculkan kekhawatiran akan eskalasi konflik di Lebanon.
Yang terbaru, tentara Israel (IDF) melanggar peraturan internasional dengan memasuki Garis Biru (Blue Line) yang diawasi UNIFIL pada Minggu (13/10). IDF melakukan manuver militer yang membuat UNIFIL lagi-lagi melancarkan protes .