Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ridwan Kamil: Condet Terkepung Pembangunan, padahal Kawasan Cagar Budaya
3 Oktober 2024 11:37 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Cagub Jakarta Ridwan Kamil mengingatkan kawasan Condet adalah cagar budaya. Namun, kenyataannya Condet malah dibangun menjadi padat seperti daerah lainnya.
ADVERTISEMENT
“Tentang kawasan Condet yang terkepung oleh pembangunan yang nggak ada bedanya dengan kawasan lain padahal peraturannya sudah ada terkait kawasan cagar budaya Condet,” ujarnya di Condet, Jakarta Timur pada Kamis (3/10).
Ia pun ingin masyarakat untuk mengingat sejarah. Tak hanya soal Condet, tapi juga tentang sungai Ciliwung yang melewatinya.
“Ya jadi pada dasarnya kita kembali dulu kepada sejarah masa lalu ya, sebelum banyak manusia juta-juta itu kan 13 sungai ini udah ada. Dari Gunung Salak, dari mana berakhir di Laut Jawa, kira-kira begitu,” ujarnya.
Menurut Ridwan Kamil, peradaban manusia, dalam perjalanannya, banyak melupakan kearifan lokal. Ia pun mendengar curhatan warga Condet yang merasa ‘terjajah’.
“Dalam perjalanan peradabannya, nah banyak manusia-manusia hidup tanpa memahami tentang kearifan lokal, tentang yang namanya keseimbangan alam. Jadi curhatnya terbagi dua tadi,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
“Tentang Ciliwung dan 13 sungai lainnya dengan perspektif sejarah dan permasalahan,” sambungnya.
Pagi ini, Kamis (3/10), Ridwan Kamil didampingi sejumlah tokoh Padepokan Condet Ciliwung menyusuri sungai Ciliwung. Ridwan Kamil diajak para tokoh padepokan untuk melihat kenyataan sungai ini.
Warga Condet yang curhat padanya menuntut beberapa hal. Mereka meminta Condet kembali jadi cagar budaya, Ciliwung dan sungai lainnya dapat dibangun menjadi sumber penghasilan, serta membangun ruang terbuka hijau di bantaran sungai.
Pada tokoh padepokan, Ridwan Kamil mengaku berencana membuat transportasi air di sungai. Menurutnya, hal itu dapat dilakukan karena sudah ada di sejumlah kota di luar negeri.
“Yang ingin saya inovasikan, mau mencoba mengembalikan ke jalur rempah-rempah tadi, buat jalur transportasi sungai. Nanti warga Jakarta tidak melulu lewat aspal, kalau ke titik tertentu lewat sungai. Saya akan coba kaji soal itu,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT