Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
‘Ritual’ Aqsa Ganti Warna Rambut Sebelum Sabet Medali Emas Asian Games
31 Agustus 2018 20:02 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Bendera Merah Putih berkibar di perairan Ancol, Jakarta Utara, Minggu (26/8). Siang itu, lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan di bawah terik matahari dengan rasa haru dan bangga.
ADVERTISEMENT
Momen itu begitu melekat dalam ingatan Aqsa Sutan Aswar, atlet jetski Indonesia yang menyabet medali emas Asian Games. Pria yang lahir pada 31 Desember 1997 ini menambah emas bagi Indonesia setelah berhasil mengalahkan Ali Allanjawi dari Uni Emirat Arab dengan skor 1.143.
Ditemui kumparan, Rabu (29/8) di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Aqsa berbagi kisah perjuangan dan perjalanan kariernya di olahraga yang sudah dikenalnya sejak umur 4 tahun itu. Dia juga mengungkapkan ‘ritual’ unik yang biasa dia lakukan sebelum bertanding.
‘Ritual’ tersebut tak lain adalah mengganti warna rambut jelang pertandingan. Warnanya pun beragam, mulai dari cokelat hingga hitam sesuai selera Aqsa.
“Aku selalu cat rambut, kayak kemarin cokelat agak blonde gitu kan, terus pas Asian Games ceat warna hitam,” ujar Aqsa sembari tertawa.
ADVERTISEMENT
Bagi Aqsa ‘ritual’ semacam itu bukanlah asal ‘ritual’ belaka. Baginya ‘ritual’ itu mampu membuat dirinya lebih percaya diri dalam setiap pertandingan Jetski.
Aqsa bercerita ‘ritual’ ini dia lakukan dari dulu sejak dia menekuni olahraga Jetski dan punya efek positif bagi kariernya.
“Dari dulu (cat rambut), biar beda aja biar feel different, kaya jadi fokus aja, kaya beda,” katanya.
Hasilnya pun mujarab, Ia berhasil mengantongi medali emas bagi Indonesia. Selain ‘ritual’ itu, latihan disiplin serta kerja keras juga menjadi kunci keberhasilan Aqsa.
Sejak kecil Aqsa memang sudah jatuh cinta dengan jetski. Berawal dari hobi, dia kemudian menekuni olahraga ini dengan serius hingga menjadi atlet.
“Cuma main-main aja kek anak kecil main biasa, terus coba balapan sekali menang, rasanya enak, terus kayak ketagihan kan terus-terusan. Terus coba ke luar negeri, balapan lagi, tetap suka gitu,” katanya.
ADVERTISEMENT
Meski di tengah perjalanan kariernya ia sempat mencoba olahraga lainnya seperti gokart dan motocross, namun kecintaannya akan keindahan laut membuat dia menetapkan hati pada Jetski.
Lewat jetski dia bisa menikmati hamparan laut luas dan merasakan kesenangan tersendiri. Ombak yang menggulung setiap detiknya selalu berbeda, hal itulah yang menjadi tantangan tersendiri bagi Aqsa.
“Ombaknya nggak pernah sama seperdetik pun enggak sama. Kalau di trek-trek lain kita kan ngafalin, gimana ini nya gimana ini nya, kalau di sini enggak ada, challenge-nya lebih tinggi,” ujar Aqsa.
Di tengah prestasi gemilangnya, ada perngorbanan yang dilakukan untuk bisa menjadi atlet profesional. Salah satunya soal waktu yang terbatas. Terkadang Aqsa harus melewatkan momen bersama keluarga dan teman-temanya.
ADVERTISEMENT
Aqsa juga harus pintar-pintar membagi waktu antara latihan dan pendidikan agar tak ketinggalan dengan teman-temannya.
“Kita misalnya izin duluan atau PR -nya nanti belakangan,” katanya.
Soal bonus tawaran menjadi PNS dari pemerintah untuk atlet peraih emas di Asian Games, Aqsa mengaku belum tertarik. Dia memilih untuk menjadi atlet profesional.
“PNS nggak ambil, aku sih enggak. Mending jadi atlet daripada jadi PNS. Aku main jetski dari hobi. Ada hobi, ada bakat jadi atlet,” ucapnya.