Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ritual Keluarga di Kalideres: Perlancar Jodoh-Sembuhkan Penyakit
9 Desember 2022 22:52 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Salah satunya ditemukannya lembaran-lembaran mantra. Dari hasil penyelidikan, diketahui lembaran mantra tersebut berbahasa Arab.
"Setelah saya lihat, wafak tulisan yang ada di situ hampir semua karakternya menggunakan bahasa Arab," ujar pakar sosiologi agama, Prof Jamhari dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jumat (9/12).
Jamhari menyebut salah satu yang tertulis di lembaran tersebut adalah ayat surat Yusuf yang biasa dipakai untuk memperlancar jodoh. Selain itu juga untuk membuka aura hingga memberi kekuatan batin dalam mengilhami hidup.
"Ayat-ayat surat Yusuf yang digunakan untuk memperlancar jodoh," jelasnya.
Menurut Jamhari, tidak ada yang istimewa dari ritual yang dijalankan oleh keluarga tersebut. Masyarakat lain juga biasa melakukannya.
"Dari temuan barang bukti yang ada, saya berpendapat bahwa mereka adalah orang-orang yang wajar, orang-orang normal yang mungkin saja mereka melakukan ritual keagamaan untuk mendapat kesembuhan karena mereka sedang sakit atau juga untuk membantu masalah yang sedang dihadapi, bisa mencari jodoh atau masalah yang lain," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Keinginan mendapat kesembuhan didasari karena empat anggota keluarga yang tewas itu mengidap penyakit yang berbeda-beda. Mereka juga dipastikan meninggal dunia karena sakit yang dideritanya. Polisi menyebut kematian mereka wajar, dalam kondisi tidak wajar.
Ritual Diduga Merupakan Ide Budyanto
Ritual-ritual yang dipakai keluarga tersebut diduga kuat dimotori oleh sang paman, Budyanto Gunawan (68). Hal ini didasarkan pada temuan tim psikologi forensik yang menunjukkan Budyanto memiliki ketertarikan dengan hal-hal yang berbau klenik.
"Dia suka hal-hal klenik dan punya guru spiritual sejak SMA," ujar Ketua Tim Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor), Reni Kusumawardhani.
Reni mengatakan, sosok Budyanto yang diyakini memiliki ide-ide berbau klenik untuk memperbaiki kondisi keluarga tersebut. Namun, alih-alih berhasil dengan ritualnya, kondisi mereka justru semakin sulit.
ADVERTISEMENT
"Hal ini tentunya dijadikan harapan bagi keluarganya dengan cara yang diyakininya, tetapi harapannya tak kunjung datang sehingga ada pergeseran dari hope ke hopeless," katanya.