RSUP Ngoerah Bali Lakukan Tindakan Non Bedah pada Pasien Stroke

26 Desember 2022 12:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stroke Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Stroke Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah di Bali melakukan tindakan non bedah bagi pasien penyakit stroke. Pelayanan non bedah ini dilakukan dalam bentuk trombektomi, coiling, dan atau clipping.
ADVERTISEMENT
Tindakan non bedah yang dilakukan di RSUP Ngoerah, diampu atau dibimbing oleh tim dari RS Pusat Otak Nasional (PON) Jakarta.
"Saya ucapkan selamat atas terselenggaranya aktivitas trombektomi dan coiling di Rumah Sakit Ngoerah. Saya mengamati stroke ini merupakan penyakit yang buruk sekali kualitas hidupnya. Jadi kematian tinggi, membuat cacat juga tinggi sekali. Kalau tidak salah kematian 300 ribu per tahun," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam acara Proctoring Stroke RS PON secara daring, Senin (26/12).
Dalam situs Kemenkes, stroke adalah penyakit pembuluh darah otak. Stroke terjadi apabila pembuluh darah otak mengalami penyumbatan atau pecah. Akibatnya sebagian otak tidak mendapatkan pasokan darah yang membawa oksigen yang diperlukan sehingga mengalami kematian sel atau jaringan.
ADVERTISEMENT
Tindakan trombektomi, coiling, dan clipping dilakukan pada pasien stroke yang mengalami penyumbatan atau pecah pembuluh darah. Trombektomi adalah tindakan mengeluarkan atau menyedot bekuan darah dari pembuluh darah otak yang tersumbat.
"Coiling adalah memasukkan coil, kawat atau benang ke kantung yang akan pecah," kata Plt Dirut Rumah Sakit PON Mursyid Bustami, Senin (26/12).
Sementara itu, clipping adalah tindakan pengobatan dengan menyumbat kantong pembuluh darah yang melebar untuk mencegah darah masuk ke daerah yang melebar itu agar tidak pecah.
Dalam proctoring tersebut, tim medis RSUP Ngoerah melakukan tindakan coiling kepada seorang pasien dari Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Tindakan penanganan stroke ini juga diminta oleh Menkes Budi, agar bisa bisa dilaksanakan di 514 kabupaten kota di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Saya minta 34 provinsi bisa bedah terbuka, 2024 harus bisa bedah otak terbuka. RS PON juga harus bisa memastikan 514 (kabupaten) bisa bedah trombektomi dan coiling," kata Budi.