Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ruhut Klaim Diminta Pengurus Demokrat Bujuk Moeldoko Jadi Ketum, tapi Menolak
3 Februari 2021 15:29 WIB
ADVERTISEMENT
Isu kudeta Partai Demokrat terus bergulir. Sejumlah elite Demokrat mengungkapkan ke publik sejumlah pihak yang ingin mengambil alih paksa Demokrat. Salah satu pihak yang disebut adalah KSP Moeldoko .
ADVERTISEMENT
Mantan kader Partai Demokrat, Ruhut Sitompul , mengungkapkan sering menerima curahan hati dari DPD dan DPC Demokrat terkait kondisi partai saat ini. Bahkan, ia menyebut sempat diminta membujuk Moeldoko menjadi ketum.
"Bahkan yang sekarang ini yang ramai-ramai ini menghubungi saya, 'minta tolonglah abang kan dekat dengan Pak Jokowi, Bapak ikut bujuk Pak Moeldoko biar mau jadi ketum'. Mereka bilang biar Pak Moeldoko," kata Ruhut saat dihubungi, Rabu (3/2).
Namun, Ruhut secara tegas menolak permintaan itu. Sebab, kata dia, saat ini dia sudah menjadi kader PDIP dan tak ingin mencampuri urusan Demokrat terlalu jauh.
"Tapi, ya, saya bilang saya sudah di PDIP. Enggak etis kalau saya ikut campur. 'Tapi enggak apa, Bang, ikut sajalah'. Oh enggak-enggak, saya bilang. Saya sudah sejuk tenang bersama Ibu Mega sebagai kadernya," sebut dia.
ADVERTISEMENT
Menurut Ruhut, banyak DPD dan DPC Demokrat yang sebenarnya ingin Moeldoko menjadi ketum partai. Namun, mereka tak berani menyuarakan lebih jauh.
"Oh banyak (DPD dan DPC yang ingin) itu, ya, bilang kami gini-gini kita tahulah orang-orang yang mungkin kayak Lampung ada beberapa. Tapi coba kalian hubungi yang 34 (DPD) itu paling cuma berapa persen itu, yang lain sudah hubungi saya kok mereka betul itu mereka bilang gitu," kata dia.
Ruhut pun menyebut salah satu keluhan kader Demokrat yakni sering kali mengeluarkan biaya yang cukup banyak saat DPP melakukan kunjungan ke daerah.
"Saya bangga karena saya kerja mungkin siapa pun yang ada di Partai Demokrat belum pernah melaksanakan tugas seperti saya. Sampai sekarang datang ke kabupaten/kota 500 (juta) lebih bayangkan itu untuk pilkada" ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Dan mengenai kejadian ini, saya sering mereka datang memang beda zaman abang, abang dulu tiap datang ke daerah enggak pernah merepotkan kami. Hotel bayar sendiri, tiket bayar sendiri. Kalau sekarang bang, aneh nih kalau datang ke daerah kami yang direpotin. Itu sudah rahasia umum," klaim Ruhut.