Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Rumah Oksigen Mulai Beroperasi, Ini Kriteria Pasien COVID-19 yang Bisa Dirawat
4 Agustus 2021 12:39 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Rumah Oksigen Gotong Royong (ROGR) yang berlokasi di Pulo Gadung, Jakarta Timur, resmi beroperasi dan siap menerima pasien COVID-19 dengan gejala ringan mulai 02 Agustus 2021.
ADVERTISEMENT
Fasilitas kesehatan semi permanen ini diinisiasi GoTo Group, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, PT Aneka Gas Industri Tbk (Samator Group), Master Steel, Tripatra, Halodoc, beserta Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB). Sebuah upaya gotong royong pihak swasta, pemerintah, dan mitra strategis untuk menghadapi pandemi COVID-19.
Operasional ROGR dikelola oleh tenaga kesehatan berpengalaman dari RSDC Wisma Atlet yang merupakan kolaborasi dari TNI, POLRI, IDI, dan relawan Kemenkes. ROGR akan memiliki kapasitas sekitar 500 tempat tidur yang tersebar dalam empat unit perawatan dengan oksigen yang mengalir langsung dari Pabrik PT Aneka Gas Industri Tbk lewat pipanisasi sebanyak 350-400 liter per jam.
Pada tahap awal ini, beroperasi dua unit perawatan. Pasien yang dirawat di Rumah Oksigen Gotong Royong tidak akan dikenakan biaya alias gratis dan akan mendapat fasilitas makanan bergizi 3 kali sehari.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid, bersyukur Rumah Oksigen Gotong Royong pertama ini bisa beroperasi. Menurutnya, pembangunan fasilitas rumah oksigen selama tiga minggu ini merupakan kerja keras dari berbagai pihak.
"Kami berharap fasilitas ini bisa menolong banyak orang yang terkena COVID-19 bergejala ringan untuk mendapatkan oksigen. Kami juga berterima kasih kepada para pihak yang mendukung pembangunan dan pengoperasian Rumah Oksigen Gotong Royong yang pertama ini,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, President Director PT Aneka Gas Industri Tbk (Samator Group), Rachmat Harsono, menjelaskan mengenai distribusi oksigen industri untuk pasien di ROGR.
“Oksigen yang kami salurkan ke ROGR merupakan alokasi gas oksigen untuk industri yang kami alihkan untuk medis supaya lebih banyak masyarakat bisa tertolong. Tidak hanya di Jakarta, kami juga siap memperluas inisiatif ke berbagai lokasi di mana pabrik kami berada yang memungkinkan untuk pipanisasi langsung ke fasilitas kesehatan,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Kriteria Pasien COVID-19 Rumah Oksigen Gotong Royong
ROGR bisa dimanfaatkan warga yang positif terpapar COVID-19 dengan gejala ringan dan saturasi di atas atau sama dengan 90 persen, serta tidak memiliki komorbid atau memiliki komorbid terkontrol.
CEO GoTo, Andre Soelistyo, berharap ROGR bisa membantu mengatasi kendala krisis oksigen medis. Ia pun menyerahkan operasional ROGR kepada Kemenkes dan TNI-Polri.
“Para pasien dengan gejala ringan dan tanpa komorbid bisa dengan mudah mendapatkan perawatan dan akses kepada oksigen medis yang akan mengalir langsung dari Pabrik Samator selama 24 jam penuh. Kami berterima kasih kepada Pusat Kesehatan TNI, Polri, IDI, dan relawan Kemenkes yang akan mengelola ROGR, mereka punya pengalaman panjang dalam mengoperasikan rumah sakit lapangan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Kami juga bersyukur atas dukungan berbagai pihak di sektor swasta terhadap Rumah Oksigen, sehingga dengan gotong royong kita semua bisa mewujudkan fasilitas kesehatan ini dalam waktu singkat,” imbuhnya.
Cara Akses Rumah Oksigen Gotong Royong
Guna mengakses ROGR, ada dua jalur yang bisa dimanfaatkan pasien yang membutuhkan.
Paban V/Kes Slog TNI Kolonel Ckm dr. Stefanus Dony, mengapresiasi keberadaan ROGR. Menurutnya, ROGR bisa memutus rantai penularan COVID-19 karena pasien dengan gejala ringan yang membutuhkan oksigen bisa dirawat dan menjalani isolasi mandiri di fasilitas ROGR.
“Perawatan bagi pasien Rumah Oksigen Gotong Royong akan disesuaikan dengan panduan Kementerian Kesehatan untuk isolasi dengan gejala ringan. Bila terjadi eskalasi kasus, ROGR juga sudah dilengkapi dengan special care unit yang dilengkapi dengan ventilator dan high flow nasal cannula (HFNC) sehingga bisa diberikan pertolongan sambil menunggu rujukan ke rumah sakit,” ungkap dr. Dony.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, CEO & Co-Founder Halodoc, Jonathan Sudharta, berharap ketersediaan ROGR melalui aplikasi Halodoc dapat membantu masyarakat mengakses oksigen medis tanpa harus antre.
"Lewat aplikasi Halodoc, masyarakat juga bisa dengan mudah mengetahui ketersediaan tempat tidur, karena data ketersediaan akan diupdate delapan kali sehari,” kata Jonathan.
ROGR yang berada di kawasan Pulogadung ini dibangun di atas lahan yang disediakan PT Master Steel dan didukung PT Tripatra Engineers and Constructors sebagai perusahaan yang menangani pembangunan Rumah Oksigen.