Rumah Warisan Lee Kuan Yew dan Jabatan Politik Lee Hsien Loong

4 Juli 2017 17:24 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah Lee Kuan Yew di Oxley Road. (Foto: REUTERS/Edgar Su)
zoom-in-whitePerbesar
Rumah Lee Kuan Yew di Oxley Road. (Foto: REUTERS/Edgar Su)
ADVERTISEMENT
Singapura tengah dihebohkan dengan sengketa rumah warisan Bapak Pendiri Singapura Lee Kuan Yew.
ADVERTISEMENT
Anak pertama Lee Kuan Yew yang kini menjabat Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, dituding kedua adiknya telah menyalahgunakan kekuasaan sebagai pemimpin negara demi memperoleh rumah tersebut.
Dikutip dari Reuters, kasus ini bermula pada pertengahan Juni ketika kedua adik PM Lee, Lee Hsien Yang dan Lee Wei Ling, mengatakan bahwa rumah ayah mereka di 38 Oxley Road harus diruntuhkan sesuai wasiat Lee Kuan Yew.
Lee Kuan Yew berwasiat agar rumahnya dihancurkan karena tak ingin rumah itu rusak dan berantakan jika dibuka untuk umum, seperti yang menimpa PM India Jawaharlal Nehru dan penulis Inggris William Shakespeare, pasca-mereka wafat.
Di sisi lain, PM Lee Hsien Loong mempertanyakan keabsahan wasiat ayahnya tersebut. Lembaga pemerintah pun mempertimbangkan hendak menjadikan rumah itu sebagai situs bersejarah, yakni museum.
ADVERTISEMENT
Namun PM Lee justru dituding ingin terus mengembuskan karisma sang ayah demi meraup hati masyarakat dan melanggengkan kekuasaan politiknya.
Lee Hsien Loong, PM Singapura. (Foto: REUTERS/Etienne Oliveau)
zoom-in-whitePerbesar
Lee Hsien Loong, PM Singapura. (Foto: REUTERS/Etienne Oliveau)
Ayah Lee, Lee Kuan Yew, memang salah satu tokoh yang disegani di dunia. Perdana menteri pertama Singapura itu dikenal tak terlalu bersahabat dengan demokrasi.
Lee Kuan Yew disebut sebagai sosok otoriter yang kerap menerapkan kebijakan menekan kaum oposisi, kelompok etnis dan agama, serta kebebasan berpendapat.
Di sisi lain, Lee Kuan Yew juga disebut sebagai pahlawan karena berhasil melakukan transformasi besar-besaran pada negara bekas jajahan Inggris tersebut.
Mengenang Lee Kuan Yew. (Foto: Reuters/Edgar Su)
zoom-in-whitePerbesar
Mengenang Lee Kuan Yew. (Foto: Reuters/Edgar Su)
Selama 31 tahun memimpin Singapura, Lee Kuan Yew berhasil menyulap negara koloni mungil di ujung Indonesia itu menjadi negara maju nan modern.
ADVERTISEMENT
Dengan kekuatan ekonomi dan teknologi yang dimiliki, Singapura bahkan dijuluki “Macan Asia” meski luas wilayahnya tak jauh dengan Jakarta, dan hanya memiliki populasi 5,5 juta jiwa.
Karier Lee Hsien Loong selama ini berada di bawah bayang-bayang tuduhan nepotisme dan pemanfaatan popularitas ayahnya dalam memperoleh kekuasaan.
Dikutip dari Singapore: Wealth, Power, and the Culture of Control karya Carl A. Trocki, Lee Hsein Loong memiliki karier militer mulus dengan menjadi Brigardir Jenderal Angkatan Bersenjata Singapura termuda saat usianya baru menginjak 32 tahun.
Pada 1984, alumnus Universitas Harvard dan Cambridge ini mulai masuk ke lingkaran pemerintahan dengan menjadi anggota parlemen dari Partai Aksi Rakyat, partai bentukan ayahnya.
Pada era kepemimpinan Perdana Menteri Goh Chok Tong mulai 1990 hingga 2004, Lee Hsien Loong memangku sejumlah jabatan strategis, mulai dari deputi perdana menteri dan menteri, Ketua Otoritas Moneter Singapura, hingga menteri keuangan.
ADVERTISEMENT
Sebelum akhirnya pada 12 Agustus 2004 ia mengikuti jejak sang ayah dengan menjabat sebagai perdana menteri Singapura.
Ayahanda Lee, Lee Kuan Yew, hingga kematiannya pada 2015 tetap memiliki pengaruh penting dalam memberikan nasehat dan membela anaknya dari tuduhan nepotisme.
Meski sang ayah telah tiada, bayang-bayang tuduhan nepotisme masih terus menghantui Lee Hsien Loong.
Rumah Lee Kuan Yew di Oxley Road. (Foto: REUTERS/Edgar Su)
zoom-in-whitePerbesar
Rumah Lee Kuan Yew di Oxley Road. (Foto: REUTERS/Edgar Su)
Rumah warisan sang ayah yang ingin ia pertahankan dan dijadikan museum, dipersengketakan kedua adiknya dengan tuduhan “penyalahgunaan wewenang untuk tujuan politis.” Tuduhan-tuduhan ini secara tegas dibantahnya.
ADVERTISEMENT
Apakah niatan Lee Hsien Loong mempertahankan rumah sang ayah merupakan hal tulus? Ataukah rumah tersebut merupakan jimat terakhir Lee Hsien Loong untuk melanggengkan kekuasaan politiknya atas Singapura?