Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Suasana Hall Event Fokker Center Horfdorrp mendadak senyap begitu Lois Tangel Putri Pariwisata Indonesia keluar dengan balutan gaun Batik Minahasa. Para bule terlihat begitu mengagumi hasil karya anak negeri tersebut.
ADVERTISEMENT
Di hari terakhir pelaksanaan Sulut Expo Nederland, Sabtu (25/3), kehadiran Wale Batik Minahasa karya rancangan Marselina Anggi menjadi kejutan. Sebelumnya, pada tanggal Kamis (23/3), Batik Minahasa juga telah mencuri perhatian saat ditampilkan di Tourism Trade Investment (TTI) Forum di KBRI Den Haag.
Para model yang tampil di antaranya Lois Tangel yang adalah Putri Pariwisata Indonesia, Sophy America dan Angel Lefrant seorang model profesional Belanda dan Charity De Chalone yang adalah runner up Miss Indonechis 2014.
Koleksi gaun Batik Minahasa yang ditampilkan di Negeri Oranye termasuk kategori Ready to Wear Deluxe yang berbahan dasar kain katun produksi Wale Batik Minahasa. Gaun tersebut ditampilkan dalam beberapa style seperti street style dan evening gown dengan perpaduan culture Indonesia yang dikemas secara modern.
ADVERTISEMENT
Meski dikemas dengan begitu modern, gaun Batik Minahasa tetap memiliki unsur tradisional yang khas menunjukkan budaya Indonesia.
“Koleksi ini saya rancangkan untuk wanita yang aktif dan tetap ingin tampil trendy dalam balutan sebuah kain traditional,” tutur Marselina Anggi dalam keterangannya kepada kumparan (kumparan.com), Senin (27/3).
Siluet busana yang dipilih sederhana namun memiliki filosofi tersendiri bagi Marselina dengan mengangkat kain Batik Minahasa bermotif tarian Kabasaran. Ia ingin menyampaikan bahwa wanita adalah sosok yang sederhana tetapi memiliki kekuatan yang tidak kalah dengan seorang pria.
Sebuah tarian setelah memenangkan peperangan ini ternyata tidak hanya diperankan oleh kaum pria namun juga wanita. Itulah cerita dibalik kain batik yang diproduksi oleh Wale Batik Minahasa.
ADVERTISEMENT
“Sudah tiba saatnya wanita Indonesia berani untuk tampil menuangkan kreatifitas tanpa batasan layaknya pemenang dalam pertempuran,” tutur Marselina.
Sementara itu seniman batik Minahasa, Veldy Umbas, berterima kasih kepada masyarakat Belanda dan Eropa yang mengapresiasi kehadiran gaun Batik Minahasa. Menurutnya model khas ini lahir bukan untuk tujuan profit semata tapi memiliki misa besar untuk melestarikan budaya melalui simbol-simbol pola dan bentuk pada motif kain.
Karena itulah, dirinya berharap melalui geliat Batik Minahasa di kancah internasional akan mendorong banyak orang menyadari bahwa batik itu memiliki filosofi dan nilai-nilai kearifan lokal. Menurutnya, industri harus membantu perkembangan ekonomi kreatif di masyarakat lokal.
“Melalui event ini kami meniatkan batik Minahasa akan merintis brand lokal ini menjadi brand Internasional. Kami sudah tampil di Roma Italia, Hong Kong Fashion Week, Myanmar, dan sejumlah negara lain, berikutnya kami akan ke Polandia, Australia dan Amerika," ungkap dia.
ADVERTISEMENT