Sahroni Minta Cari Akar Masalah di SMA Binus Simprug Sebelum ke Polisi

17 September 2024 19:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ahmad Sahroni saat audiensi bersama keluarga almarhum Dini di Jakarta, Senin (29/7/2024). Foto: Youtube/ TVR Parlemen
zoom-in-whitePerbesar
Ahmad Sahroni saat audiensi bersama keluarga almarhum Dini di Jakarta, Senin (29/7/2024). Foto: Youtube/ TVR Parlemen
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Komisi III Ahmad Sahroni menanggapi bullying atau perundungan yang terjadi di SMA Binus Simprug yang menimpa RE. Komisi III DPR RI sudah mendatangkan pihak korban, pihak Binus maupun kuasa hukum para terduga pelaku untuk masing-masing memberi keterangan.
ADVERTISEMENT
Pihak RE dalam rapat dengan DPR menjelaskan dugaan perundungan benar-benar terjadi. Sedangkan pihak Binus menyebut yang terjadi adalah perkelahian dengan kesepakatan antar-siswa yang terlibat dan terdapat 'wasit'. Dia mengatakan sebaiknya perundungan itu ditelisik lebih jauh sebelum melapor ke kepolisian.
“Saya ingatkan kepada semua pihak agar jangan sampai penegakkan hukum itu digunakan untuk menunjukkan kekuasaan sekelompok orang secara seenaknya. Ini penting," kata Sahroni dalam keterangannya, Selasa (17/9).
"Jadi kuasa hukum jangan asal lapor ke polisi, menggunakan kekuasaan untuk kasus yang belum tentu benar,” tambah dia.
Sahroni meminta kuasa hukum masing-masing pihak agar duduk bersama dan berupaya mencari solusi yang win-win bagi semua pihak.
“Justru dalam hal ini, para kuasa hukum harusnya duduk bersama, cari titik temu, titik tengah yang bisa diterima semuanya. Jangan asal lapor polisi, dan jangan sampai penegakkan hukum ini dijadikan alat kekuasaan sekelompok orang,” ucap Sahroni.
ADVERTISEMENT
Suasana rapat Komisi III DPR RI bersama Kapolres Jakarta Selatan, Kel. korban dan pengacara Alm. Rasich Hanif serta Kuasa Hukum Sdri. RE kasus Bullying SMA Binus Simprug di ruang Rapat Komisi III, Senayan, Jakarta, Selasa (17/9/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
Sahroni menambahkan, dalam pengusutan kasus ini, sangat penting agar para penegak hukum maupun pihak terkait tidak mengaitkan Binus sebagai lembaga pendidikan. Sebab, pada faktanya, masalah yang terjadi adalah antara murid.
“Perlu diingat agar sekolah jangan pernah disalahkan dalam kasus bullying ini. Karena ini adalah masalah antar oknum murid sendiri yang juga belum tentu benar. Jadi kita harus lebih hati-hati di sini,” tutup dia.