Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Sahroni Soroti Kasus Selebgram Chika: Polri Harus Canggih Narkoba Kini Aneh-aneh
25 April 2024 10:27 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni ikut menanggapi ditangkapnya selebgram Chandrika Chika, atlet e-sports Aura Jeixy bersama empat temannya karena menggunakan narkoba via vape.
ADVERTISEMENT
Polres Metro Jaksel mengatakan, Chika dkk menghisap vape berisi liquid ganja mengandung tetrahydrocannabinol (THC). Mereka ditangkap pada Senin (22/4) di salah satu hotel di Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Sahroni meminta Polri mengembangkan diri dengan melacak lebih jauh jenis-jenis narkoba yang sekarang mulai beragam bentuknya.
“Polri harus makin adaptif dan canggih. Jenis narkoba sekarang makin aneh-aneh. Dan untuk mempelajari dan mencegah permainan liquid ganja ini, Polri perlu gandeng asosiasi seperti APVI. Mereka pasti lebih paham mengenai seluk beluk per-vape-an," kata Sahroni dalam keterangannya, Kamis (25/4).
"Dan saya yakin mereka juga bisa komit untuk menjaga industrinya dan menjaga kualitas anak bangsa,” tambah dia.
Bendahara Umum NasDem ini mendesak polisi mengungkap peran bandar dan pengedar di balik narkoba jenis ini. Sebab jika dibiarkan, hal tersebut akan sangat membahayakan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan keterangan polisi, liquid yang diisap Chika dkk didapat dari seseorang berinisial R.
“Dan ingat, dalam memberantas narkoba, target utama tetap bandar dan pengedarnya. Polri harus mampu ungkap. Jangan sampai kita biarkan mereka terus-terusan memproduksi dan memperdagangkan barang ilegal tersebut. Karena kalau tidak, ini bisa memberi stigma bagi industri vape yang jelas-jelas legal dan membuka lapangan kerja di negara kita,” ucap Sahroni.
Oleh sebab itu, Sahroni mendesak kepolisian bereaksi cepat dalam melihat temuan baru ini.
“Harus ada reaksi cepat yang holistik dalam menyikapi temuan ini. Kalau terlambat bisa berbahaya,” tutup Sahroni.