Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Said Aqil Ziarah ke Buya Syafii, Bukti Harmonisnya Muhammadiyah dan NU
15 Juni 2022 19:14 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Eks Ketua Umum PBNU Kiai Said Aqil Siroj berziarah ke makam eks Ketum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau dikenal Buya Syafii di kompleks makam Muhammadiyah Husnul Khotimah, Nanggulan, Kulon Progo, DIY, pada Selasa (14/6).
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM DIY) Prof Tasman Hamami mengatakan hal itu membuktikan hubungan baik antara Muhammadiyah dan NU.
"Dari sisi yang lain itu juga menunjukkan bahwa antara Muhammadiyah itu dengan NU memiliki hubungan yang baik," kata Tasman di Kantor PWM DIY di Bantul, Rabu (15/6).
Dia menjelaskan memang kadang-kadang terjadi khilafiah atau perbedaan pandangan terjadi antara keduanya. Hanya saja, bukan berarti perbedaan itu perpecahan apalagi permusuhan.
"Jadi memang di dalam ajaran agama sendiri dimungkinkan ada tata cara beribadah tertentu yang itu berbeda dan itu dimungkinkan sehingga tidak bisa kemudian dimaknai ada perpecahan apalagi permusuhan. Perbedaan itu iya memang ada dalam permasalahan tertentu," katanya.
Menyoal ziarah yang dilakukan Said Aqil, Tasman menjelaskan berziarah kubur merupakan salah satu hal yang diperbolehkan di dalam ajaran Islam. Ziarah penting bagi seseorang untuk mengingat akan kematian.
ADVERTISEMENT
"Jadi Nabi itu pernah melarang memang untuk berziarah kubur, tapi kemudian memerintahkannya. Kalau dari sisi hukum bahwa berziarah kubur itu merupakan perbuatan yang diperbolehkan karena itu penting untuk mengingat mati bagi yang bersangkutan. Itu dari sisi hukumnya," katanya.
Selain itu baik Said Aqil dan Buya Syafii sama-sama pernah memimpin organisasi besar di Indonesia. Hal itu mungkin pula yang menciptakan sisi emosional di antara keduanya.
"Ada hubungan emosional sama-sama sebagai mantan ketua organisasi mainstream di Indonesia," katanya.