Said Aqil Ziarah ke Buya Syafii, Bukti Harmonisnya Muhammadiyah dan NU

15 Juni 2022 19:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM DIY) Prof Tasman Hamami. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM DIY) Prof Tasman Hamami. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Eks Ketua Umum PBNU Kiai Said Aqil Siroj berziarah ke makam eks Ketum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau dikenal Buya Syafii di kompleks makam Muhammadiyah Husnul Khotimah, Nanggulan, Kulon Progo, DIY, pada Selasa (14/6).
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM DIY) Prof Tasman Hamami mengatakan hal itu membuktikan hubungan baik antara Muhammadiyah dan NU.
"Dari sisi yang lain itu juga menunjukkan bahwa antara Muhammadiyah itu dengan NU memiliki hubungan yang baik," kata Tasman di Kantor PWM DIY di Bantul, Rabu (15/6).
Dia menjelaskan memang kadang-kadang terjadi khilafiah atau perbedaan pandangan terjadi antara keduanya. Hanya saja, bukan berarti perbedaan itu perpecahan apalagi permusuhan.
"Jadi memang di dalam ajaran agama sendiri dimungkinkan ada tata cara beribadah tertentu yang itu berbeda dan itu dimungkinkan sehingga tidak bisa kemudian dimaknai ada perpecahan apalagi permusuhan. Perbedaan itu iya memang ada dalam permasalahan tertentu," katanya.
Anggota Kokam dan Banser dampingi Kiai Said Aqil Siroj berziarah ke makam Buya Syafii Maarif yang sederhana di Kulon Progo,DIY, Selasa (14/6/2022). Foto: Dok. Istimewa
Menyoal ziarah yang dilakukan Said Aqil, Tasman menjelaskan berziarah kubur merupakan salah satu hal yang diperbolehkan di dalam ajaran Islam. Ziarah penting bagi seseorang untuk mengingat akan kematian.
ADVERTISEMENT
"Jadi Nabi itu pernah melarang memang untuk berziarah kubur, tapi kemudian memerintahkannya. Kalau dari sisi hukum bahwa berziarah kubur itu merupakan perbuatan yang diperbolehkan karena itu penting untuk mengingat mati bagi yang bersangkutan. Itu dari sisi hukumnya," katanya.
Selain itu baik Said Aqil dan Buya Syafii sama-sama pernah memimpin organisasi besar di Indonesia. Hal itu mungkin pula yang menciptakan sisi emosional di antara keduanya.
"Ada hubungan emosional sama-sama sebagai mantan ketua organisasi mainstream di Indonesia," katanya.