Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Sebanyak 14 nelayan asing asal Iran masih berada di perairan Aceh Barat. Pos SAR Meulaboh telah memfasilitasi mereka untuk memperbaiki kapal yang mengalami kerusakan mesin agar bisa segera kembali ke negaranya.
ADVERTISEMENT
Koordinator Pos SAR Meulaboh, Dwi Hetno, mengatakan Pemerintah Iran melalui Kedutaan Besarnya di Indonesia, telah menghubungi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas). Mereka meminta untuk memberikan pertolongan kepada nelayannya.
“Kedubes Iran sudah berkomunikasi dengan pihak Basarnas tadi siang. Lalu memerintahkan Pos SAR Meulaboh, untuk memfasilitasi dan membantu mereka (nelayan Iran). Supaya kendala mereka teratasi dan bisa pulang kembali negaranya,” kata Dwi, saat dikonfirmasi, Rabu (29/1).
14 nelayan ini ditemukan nelayan Aceh Barat pada Senin (27/1) di Samudra Hindia, tepatnya sekitar 18 mil dari wilayah perairan Meulaboh, Aceh Barat. Mereka mengaku kapalnya terombang-ambing setelah mengalami kerusakan mesin, dan dibajak oleh perompak Somalia di perairan Maladewa.
Hingga saat ini ke-14 nelayan tersebut masih belum diizinkan untuk turun ke darat. Posisi mereka tetap di atas kapal dengan jarak sekitar 1 mil dari perairan Meulaboh. Alasannya, untuk menjaga masalah kesehatan dan keamanan.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, kata Dwi, institusinya selain memfasilitasi perbaikan kapal juga telah memberikan persediaan makanan untuk mereka yang dipasok oleh petugas Pos SAR Meulaboh.
“Kita bantu perbaiki mesin kapalnya dan juga memasok logistik untuk kebutuhan mereka,” ujar Dwi.
Selain itu, kata Dwi, para nelayan Iran itu dipastikan dalam kondisi kesehatan yang baik. Mereka kooperatif ketika dimintai keterangan. Kapten kapal bisa berkomunikasi dengan Bahasa Inggris meski tidak terlalu sempurna.
“Cuma kapten kapalnya saja yang bisa berbahasa Inggris, itu pun sedikit-sedikit. Info lainnya tidak ada karena terkendala bahasa,” katanya.
Sebelumnya, Dwi sempat mencurigai kapal dan 14 nelayan tersebut karena gerak-gerik mereka tidak seperti seorang nelayan. Petugas tidak menemukan adanya tanda-tanda ikan yang telah mereka tangkap.
ADVERTISEMENT
“Kurang yakin dan mencurigakan karena tidak ada ikan atau sudah habis. Tapi setelah diperiksa lagi, di dalam kapal itu ada alat tangkap kemudian seperti tempat penyimpanan es serta tabung. Menurut keterangan, mereka dibajak di perairan Maladewa oleh perompak Somalia ,” pungkasnya.