Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Pada hari Kamis (18/2) lalu, Perdana Menteri Selandia Baru , Jacinda Ardern, mengumumkan akan menggratiskan produk menstruasi bagi para siswa di Selandia Baru.
ADVERTISEMENT
Rencananya program ini akan berlangsung mulai bulan Juni 2021 hingga tiga tahun ke depan.
Bukan menjadi yang pertama, Selandia Baru ternyata mengikuti jejak Skotlandia. Wilayah khusus di yang masuk ke Inggris Raya ini merupakan otoritas pertama di dunia menerapkan aturan tersebut.
Sebagai negara pertama yang mencetak sejarah itu, Skotlandia mulai mengesahkan penggratisan pembalut dan tampon pada bulan November 2020.
Sama seperti Selandia Baru, hal ini dilakukan untuk mengatasi masalah period poverty di negaranya.
Usulan untuk menggratiskan produk sanitasi ini sudah muncul dan disetujui sejak bulan Februari 2020 lalu.
Mengutip BBC, Monica Lennon, seorang anggota parlemen Skotlandia, merupakan orang yang mencetuskan usulan ini. Lennon menyebutkan bahwa peraturan hukum yang praktis dan progresif itu menjadi lebih penting karena pandemi virus corona.
ADVERTISEMENT
Saat dilakukan voting, 112 anggota dewan setuju dan tak ada yang menolak saat voting dilakukan.
UU tentang produk menstruasi di Skotlandia membuat otoritas lokal memiliki kewajiban hukum untuk memastikan siapa pun yang membutuhkan produk menstruasi dapat memperolehnya secara gratis.
Pemerintah Skotlandia menyediakan dana sebesar EUR 5,2 juta (setara dengan Rp42,6 miliar) untuk mendukung program ini.
Sebagian dana tersebut diberikan kepada badan amal FareShare untuk mengirimkan produk menstruasi gratis ke rumah tangga berpenghasilan rendah.
Kemudian, EUR 4 juta (setara dengan Rp68,2 miliar) disediakan untuk dewan sehingga peluncurannya dapat diperluas ke tempat umum lainnya. Seperti di sekolah, universitas, apotek, gym, klub, dan sebagainya.