Sebulan Perang Hebat Lawan Hizbullah, Israel Hancurkan Kompleks Perumahan Beirut

24 Oktober 2024 12:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Asap mengepul dari bangunan dan kendaraan yang hancur dari lokasi serangan udara Israel pada hari sebelumnya di lingkungan Mreijeh di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, Rabu (23/10/2024). Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Asap mengepul dari bangunan dan kendaraan yang hancur dari lokasi serangan udara Israel pada hari sebelumnya di lingkungan Mreijeh di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, Rabu (23/10/2024). Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Perang Israel dan Hizbullah telah mencapai satu bulan, dan Israel terus melancarkan serangan sengit. Pada Rabu (23/10) malam, Israel meluncurkan serangan udara besar-besaran di pinggiran selatan Beirut, benteng Hizbullah di Lebanon.
ADVERTISEMENT
Meski perang intens baru terjadi satu bulan, bentrokan di perbatasan telah berlangsung selama setahun imbas konflik Hamas-Israel di Gaza. Hizbullah merupakan kelompok berideologi Syiah di Lebanon, sekaligus sekutu Hamas yang didukung Iran.
Serangan terbaru di Beirut meratakan enam bangunan dalam 17 serangan udara, menjadikannya malam paling brutal sejak perang dimulai pada 23 September lalu.
Kantor Berita Nasional (NNA) melaporkan serangan di pinggiran Laylaki Beirut menyebabkan kebakaran besar dan menghancurkan kompleks perumahan.
Dalam beberapa rekaman, ledakan besar tampak mengguncang kota setelah tentara Israel mengeluarkan peringatan evakuasi dalam bahasa Arab.
Serangan ini memperparah situasi warga sipil yang telah mengungsi, terutama di Beirut yang kini kehabisan tempat penampungan.

Netanyahu Tuduh Hizbullah Rencanakan Invasi

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat kabinet mingguan di Kementerian Pertahanan di Tel Aviv pada 7 Januari 2024. Foto: Ronen Zvulun / POOL / AFP
Setelah hampir setahun fokus pada Hamas di Gaza, Israel kini memperluas serangan ke Lebanon, dengan menargetkan Hizbullah.
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Hizbullah telah merencanakan “invasi besar-besaran” yang lebih dahsyat daripada serangan pada 7 Oktober.
"Mereka merencanakan invasi," kata Netanyahu kepada penyiar Prancis CNews dan Europe 1, seperti dikutip dari AFP.
Ia menegaskan operasi militer Israel bertujuan melindungi perbatasan utara dari ancaman tersebut.
Pada Rabu, Israel pun mengonfirmasi kematian Hashem Safieddine, seorang pejabat Hizbullah yang diperkirakan akan menggantikan Hassan Nasrallah, pemimpin kelompok tersebut.

Tyre dalam Kekacauan

Gumpalan asap mengepul setelah serangan udara Israel di sebuah lingkungan di kota Tyre, Lebanon selatan, Rabu (23/10/2024). Foto: KAWNAT HAJU/AFP
Di hari yang sama, Israel menghantam kota pelabuhan Tyre, sebuah Situs Warisan Dunia UNESCO, yang sebelumnya dianggap aman.
Serangan ini mengakibatkan tujuh bangunan hancur dan lebih dari 400 apartemen rusak. Penduduk setempat melaporkan bahwa “seluruh kota berguncang” akibat serangan tersebut.
Dengan ribuan warga sipil yang terjebak dalam pertempuran di Gaza dan Lebanon, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mendesak negara-negara BRICS untuk membantu mengakhiri konflik tersebut.
ADVERTISEMENT
Di saat yang sama, Hamas mengirim delegasi ke Moskow untuk mengadakan pembicaraan terkait upaya perdamaian.

Kondisi Gaza dan Suriah

Seorang anak Palestina diberikan Vaksin Polio di pusat layanan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Deir Al-Balah, Jalur Gaza, Minggu (1/9/2024). Foto: Ramadan Abed/REUTERS
Sementara itu, di Gaza, kekhawatiran terus meningkat seiring mendekatnya musim dingin. Ribuan warga sipil yang mengungsi di wilayah utara Gaza, kini kekurangan bantuan dan perlindungan.
Kondisi ini mempersulit organisasi kemanusiaan untuk menyalurkan bantuan, termasuk vaksinasi polio yang terpaksa ditunda karena serangan udara intensif Israel.
Di Suriah, serangan udara Israel juga menghantam sebuah bangunan perumahan di Damaskus dan lokasi militer di Homs, menewaskan satu tentara dan melukai tujuh lainnya.
Warga Suriah yang melarikan diri dari perang di Lebanon, tiba di perbatasan Suriah-Lebanon di Jdeidet Yabous, Suriah, Rabu, 25 September 2024. Foto: AP Photo/Omar Sanadiki