Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi resmi melantik Laksamana TNI Muhammad Ali sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL ), Rabu (28/12) pagi. Muhammad Ali menggantikan Yudo Margono yang ditunjuk menjadi Panglima TNI.
ADVERTISEMENT
Pelantikan Ali ditandai dengan terbitnya Keputusan Presiden RI Nomor 100 TNI Tahun 2022 dibacakan Sekretaris Militer Presiden Laksamana Muda Hersan
“Memutuskan menetapkan dan seterusnya kesatu memberhentikan dengan hormat Laksamana Yudo Margono dari jabatannya sebagai KSAL, disertai ucapan terima kasih atas jasa-jasanya selama memangku jabatan tersebut,” ujar Hersan membacakan penggalan Keppres, Rabu (28/12).
“Kedua, mengangkat Laksamana Madya Muhammad Ali sebagai Kepala Staf Angkatan Laut,” imbuh Heran.
Selanjutnya, Jokowi memandu sumpah jabatan Ali di bawah kitab suci Al-qur’an dan menyematkan tanda pangkat bintang empat di pundaknya.
Hadir dalam pelantikan Ali, Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Menhan Prabowo Subianto, Menkopolhukam Mahfud MD, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan pejabat negara lainnya.
Profil Laksdya Muhammad Ali Pengganti Yudo Margono
Laksdya TNI Muhammad Ali lahir pada 9 April 1967. Ia adalah seorang perwira tinggi TNI-AL yang sejak 2 Agustus 2021 menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I.
ADVERTISEMENT
Ali merupakan alumni Akademi Angkatan Laut angkatan ke-35 tahun 1989. Ali kini berusia 55 tahun. Dengan umur tersebut, ia bisa menjabat hingga Jokowi berakhir masa jabatan. Sebab Pati TNI bisa menjabat hingga usia 58 tahun.
Saat kecelakaan kapal selam KRI Nanggala tahun 2021, Ali yang menjabat sebagai Asrena KSAL, kerap muncul untuk menjelaskan peristiwa tersebut. Hal ini karena dia pernah menjadi komandan KRI Nanggala. Setelah melepas jabatan Asrena KSAL, Ali menjabat Pangkogabwilhan I.
Ali dikenal aktif mengikuti simposium serta seminar nasional dan internasional di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Singapura, Malaysia, Sri Lanka, Korea Selatan, Bangladesh, dan negara lainnya.
Ali pun dipercaya dalam berbagai pertemuan kerja sama internasional. Pada Maret lalu, misalnya, Ali bertemu dengan Dubes Amerika Serikat untuk Indonesia Sung Y. Kim untuk membahas kerja sama pertahanan AS dan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya pada 2021, nama Ali juga masuk dalam bursa Wakil Panglima TNI bersama sejumlah jenderal bintang 3 lainnya seperti Wakasal Laksdya TNI Ahmadi Heri Purwono, Dankodiklatal Laksdya TNI Nurhidayat, Danpushidrosal Laksdya TNI Dr. Agung Prasetiawan, hingga Kabakamla Laksdya TNI Aan Kurnia.
Meski hingga saat ini belum ada tanda-tanda Jokowi akan mengisi pos jabatan Wakil Panglima TNI.
Perintah Jokowi ke KSAL Ali
Presiden Jokowi menekankan sejumlah hal kepada Laksamana Muhammad Ali yang baru dilantik sebagai KSAL. Salah satu yang utama adalah tentang menjaga kedaulatan perairan yang mengambil porsi 2/3 dari seluruh wilayah Indonesia.
"Bapak Presiden sudah menekankan bahwa [fokusnya] penegakan kedaulatan dan penegakan hukum di laut, terutama di wilayah perbatasan di mana saja, tidak hanya di laut China Selatan," kata Ali usai dilantik di Istana Kepresidenan.
ADVERTISEMENT
"Pokoknya di seluruh perbatasan laut harus ditingkatkan, baik penegakan kedaulatannya maupun penegakan hukumnya," lanjutnya.
Selain itu, Jokowi juga meminta Ali untuk ikut mengembangkan alutsista dalam negeri. Terutama untuk membangun kekuatan industri perkapalan militer.
"Dari Bapak Presiden, utamakan atau kembangkan industri perkapalan dalam negeri, itu angkatan laut, terutama dalam pembangunan kekuatan yang berupa KRI. Jadi sekarang ini TNI AL sudah mungkin 70% menggunakan produk dalam negeri kapal-kapalnya," tegas Ali yang akan melepas jabatan PangkogabWilhan I ini.
Ali memastikan ia akan melanjutkan apa-apa yang telat dilakukan oleh KSAL sebelumnya, Laksamana Yudo Margono, yang kini sudah diangkat menjadi Panglima TNI. Selain meneruskan program yang sudah ada, Ali juga akan melakukan sejumlah pengembangan di TNI AL.
ADVERTISEMENT
"Saya pasti akan melanjutkan apa yang telah dibuat oleh beliau [Yudo]. Beliau sudah banyak mengembangkan atau membangun kekuatan angkatan laut, dan saya teruskan kebijakan beliau. Akan saya teruskan dan mungkin ada sedikit pengembangan, kita lihat hal-hal yang belum selesai, kita selesaikan," kata dia.
Alasan Jokowi Pilih Laksamana Ali Jadi KSAL
Presiden Jokowi mengungkap alasan memilih Laksamana Muhammad Ali sebagai KSAL. Salah satu pertimbangan Jokowi adalah rekam jejak Ali yang menurutnya baik.
Hal itu disampaikan Jokowi usai melantik Muhammad Ali secara resmi sebagai KSAL di Istana Kepresidenan Jakarta.
“Selalu saya melihat rekam jejak beliau ini (Ali),” kata Jokowi, Rabu (28/12)
“Kan pernah di gubernur Akademi Angkatan Laut (AAL), pernah di Pangko Armada pernah di Pangkogabwilhan I. Ini pengalaman rekam jejak selalu saya lihat dan beliau memiliki leadership yang baik,” terang Jokowi lagi.
Mengapa KSAL Berasal dari Korps Pelaut?
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebelum pelantikan M Ali, dari sekian daftar pejabat tinggi (Pati) berpangkat bintang 3 di AL yang digadang akan gantikan Yudo, 2 di antaranya menguat. Selain Ali ada juga Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan AL (Dankodiklatal) Letnan Jenderal TNI (Mar) Suhartono jadi yang terdepan mengisi posisi yang ditinggal Yudo.
Terkait hitung-hitungan siapa sosok paling layak mengisi posisi pucuk di AL sempat juga diungkap oleh Pengamat Militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi. Dia mengatakan memang korps pelaut selalu dipercaya mengisi posisi tersebut.
Hal itu terbukti sejak tahun 1945, korps pelaut hampir pasti jadi langganan mengisi posisi sebagai KSAL. Apa alasannya?
"Benar bahwa selama ini lazimnya KSAL diisi dari korps pelaut. Bahkan idealnya, pernah menjabat komandan kapal yang merupakan satuan pemukul semisal fregat, korvet, kapal selam maupun Kapal Cepat Rudal (KCR) dan pernah memimpin komando armada," ujar Fahmi, Rabu (28/12).
ADVERTISEMENT
"Itu bukan tanpa alasan. KSAL adalah pembina kekuatan, kemampuan dan kesiapan TNI AL dalam menyelenggarakan operasi laut, baik yang bersifat operasi tempur maupun operasi keamanan," sambungnya.
Hal itu menurutnya bukan tanpa alasan, dipilihnya Korps pelaut menurut Fahmi tak lain karena kecakapan Pati dari Korps pelaut yang dibutuhkan dalam memimpin TNI AL.
Tak hanya itu, Korps pelaut, menurut Fahmi juga dinilai memiliki kemampuan dan pemahaman memadai dalam urusan pemetaan dan penyiapan sistem operasi laut yang dijalankan AL.
"Dengan demikian seorang KSAL harus memahami dan memiliki pengalaman yang memadai untuk menyiapkan dan mengintegrasikan operasi laut yang terdiri dari operasi permukaan, bawah permukaan, operasi udara dan operasi pendaratan," ucap Fahmi.
"Nah, kriteria ini memang dimiliki oleh perwira korps pelaut. Terutama yang pernah menjabat komandan kapal satuan pemukul dan pernah memimpin setidaknya salah satu komando armada," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Pertanyaan pun mengemuka mengapa selama ini tidak ada KSAL yang berasal dari satuan lain? Padahal di lain sisi meskipun Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) banyak diisi dari korps infanteri, terutama Kostrad dan Kopassus. Namun ada juga yang berlatar belakang zeni dan kavaleri yang tercatat pernah memimpin.
Pandangan ini menurut Fahmi harus diluruskan. Menurutnya konsep perang darat memang bertumpu pada kekuatan infanteri sebagai satuan tempur utama, ditopang oleh kekuatan kavaleri, artileri, zeni dan sejumlah satuan bantuan tempur lainnya.
Namun situasi tersebut berbeda bagi AL dan AU yang betul-betul mengandalkan keandalan awaknya sebagai pengendali operasi pertempuran.
"Matra laut dan udara berbeda. Konsep perang laut dan perang udara bertumpu pada kekuatan alutsista satuan pemukul. Kalau di udara yaitu pesawat tempur baik pesawat penyerang, penghadang, dan pengebom. Nah kalau di laut itu misalnya fregat, korvet, kapal selam dan kapal cepat rudal (KCR)," ungkap Fahmi.
ADVERTISEMENT
"Kekuatan dan kemampuan alutsista tentu mengandalkan kemampuan awaknya, dalam hal ini pilot dan nakhoda [komandan kapal]. Merekalah pengendali operasi pertempuran udara dan laut, seperti yang saya jelaskan di atas," beber dia.
Penjelasannya itu menurut Fahmi selain menjawab mengapa posisi KSAL secara tradisi selalu diberikan pada korps pelaut, begitu juga menjelaskan mengapa Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) selalu diisi dari korps penerbang terutama pesawat tempur.
Meskipun serupa dengan AD, masih ada beberapa mantan KSAU yang juga berasal dari penerbang pesawat angkut.
"Sekaligus pula menjawab, mengapa seorang perwira marinir yang memiliki kemampuan menyelenggarakan operasi amfibi, pendaratan dan pertahanan pantai, bisa menjadi komandan pangkalan termasuk pangkalan utama, namun tidak untuk panglima armada, yang notabene mengendalikan dan mengintegrasikan empat bentuk operasi laut," kata Fahmi.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Fahmi menyatakan lagi-lagi itu semua kembali pada hak prerogatif yang saat ini melekat pada Jokowi yang berhak memilih siapa yang paling diinginkannya untuk mengisi posisi tersebut. Kini KSAL dipimpin M Ali.
Berapa Kekayaannya Laksamana Ali?
Sebagai penyelenggara negara, Ali tercatat beberapa kali melaporkan harta kekayaannya ke KPK. Seperti pada 2019 dia melaporkan LHKPN dalam jabatan Panglima Komando Armada I dengan kekayaan Rp 4.319.595.984.
Kemudian pada 2020 dalam jabatan Asisten Perencanaan KSAL dengan kekayaan Rp 7.254.741.749.
Terbaru, Ali melaporkan harta kekayaan ke KPK pada 31 Maret 2022, untuk tahun periodik 2021. Menurut laporan tersebut, harta kekayaan yang dimiliki Ali mencapai Rp 7.226.831.090.
Berikut rinciannya:
ADVERTISEMENT
Total: Rp 7.226.831.090.