Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Sekolah Islam di Chicago Ditutup Usai Terima Surat Ancaman
20 Oktober 2023 16:18 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Insiden yang terjadi beberapa hari pasca-pembunuhan seorang bocah muslim keturunan Palestina berusia 6 tahun di Illinois ini, proses belajar-mengajar dialihkan secara daring (e-learning).
Dikutip dari CBS News, Kepala Sekolah Aqsa School, Tammie Ismail, dalam sebuah surat kepada para orang tua murid mengatakan dirinya menerima surat berisi ancaman itu pada Kamis (19/10) melalui pos.
Sang penulis surat, kata Ismail, merujuk pada penikaman terhadap seorang ibu dan anak keturunan Palestina bernama Wadea Al-Fayoume yang terjadi Sabtu (14/10) di negara bagian itu juga.
"Surat itu sendiri sangat kejam. Surat itu memuji pembunuhannya [terhadap Wadea], penuh dengan bahasa rasis, anti-Palestina dan anti-muslim, serta membahas tentang penumpasan kaum muslim dan Palestina," jelas Ismail.
ADVERTISEMENT
"Saya merasa banyak retorika yang digunakan dalam surat ini menggemakan banyak retorika kebencian yang telah disebarkan oleh beberapa media," tambahnya.
Kebencian yang tersirat dalam surat tersebut, menurut Ismail, sangat mengkhawatirkan sebab merendahkan martabat umat Islam dan Palestina khususnya.
"Karena ketika Anda merendahkan martabat manusia, maka hal-hal buruk akan terjadi karena Anda melihat mereka sebagai 'yang lain'," ungkap Ismail.
Setelah menerima dan membaca surat tersebut, Ismail kemudian melaporkannya kepada Kepolisian Bridgeview, Kantor Sheriff Cook County, dan Kepolisian Negara Bagian Illinois.
Selain itu, Ismail juga langsung mengadakan pertemuan darurat dengan sekolah-sekolah Islam lainnya yang terletak di daerah sekitar untuk memperingatkan mereka.
Rasa khawatir di kalangan komunitas muslim di AS pun meningkat, sejak konflik antara Hamas dan Israel pecah. Ismail mengatakan, para orang tua merasa takut dan gelisah jika anak-anak mereka kembali ke sekolah untuk belajar secara langsung.
ADVERTISEMENT
Oleh karenanya, Ismail memutuskan pembelajaran dialihkan menjadi e-learning hingga batas waktu belum ditentukan.
"Sangat sulit sebagai seorang pendidik untuk melihat murid-murid Anda mengalami trauma karena melihat ketidakmanusiawian. Anak-anak kami di sekolah kami — kami ingin mereka bangga dengan siapa mereka, Muslim dan Palestina, dan tidak merasa bahwa menjadi [orang Palestina dan Muslim] adalah alasan bagi orang lain untuk menyerang mereka," terang Ismail.
"Mereka perlu merasa aman. Anda tidak dapat belajar tanpa keamanan dan keselamatan," tambahnya.
Terpisah, Kepolisian Bridgeview mengkonfirmasi pengirim surat itu tidak menyertakan identitasnya dan memang mengandung kebencian terhadap muslim. Polisi juga membenarkan bagi pejabat sekolah agar memberlakukan e-learning untuk sementara waktu.