Selain Diduga Diperkosa Kepsek, Siswi SD di Medan Pernah Diperkosa Ayahnya

12 September 2022 12:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pelecehan pada anak. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pelecehan pada anak. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kasus siswi kelas 5 SD di Medan yang diduga diperkosa kepala sekolah (kepsek) hingga tukang sapu masih terus diselidiki polisi. Sejumlah fakta baru mulai terkuak.
ADVERTISEMENT
Dari informasi yang dihimpun, ternyata bocah tersebut juga merupakan korban pemerkosaan yang pernah dilakukan ayah kandungnya. Peristiwa asusila ini terjadi pada 2021. Ayah korban telah divonis penjara 15 tahun pada Agustus 2021.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi membenarkan kejadian yang menimpa korban ini.
“Iya betul (sebelumnya korban pemerkosaan ayah kandungnya). Kasusnya sudah vonis pengadilan,” ujar Hadi kepada kumparan, Senin (12/9).
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi. Foto: Dok. Istimewa
Namun, dia belum merinci kronologi kejadian pemerkosaan yang dilakukan ayah korban.
Hadi memastikan proses penyelidikan terhadap kasus dugaan pemerkosaan korban oleh kepsek hingga tukang sapu terus bergulir.

Hasil Visum Siswi SD

Hasil visum terhadap korban juga telah keluar, yakni terdapat dugaan luka di bagian kemaluan korban.
ADVERTISEMENT
"Ada dugaan selaput dara yang robek," ujar Hadi kepada kumparan, Jumat (9/9).
Namun Hadi belum menjelaskan apakah luka tersebut, karena pemerkosaan ayahnya atau dugaan pemerkosaan kepsek hingga tukang sapu.
Ilustrasi pelecehan seksual pada anak. Foto: narikan/Shutterstock
Kasus ini bermula dari video viral seorang ibu di Kota Medan curhat kepada pengacara kondang, Hotman Paris, tentang kondisi anaknya. Wanita inisial I itu mengaku anak perempuannya, yang duduk di kelas 5 SD diperkosa secara bergilir oleh tukang sapu hingga kepsek.
Kepada Hotman, I mengatakan, awalnya anaknya dibius tukang sapu sekolah.
“Anak saya dibawa ke gudang, awalnya dikasih serbuk putih sama tukang sapu. Lalu diminumkan, setelah habis, mulutnya dilakban, kakinya diikat, setelah itu digendong dibawa ke gudang,” ujar I.
Kemudian, datanglah kepsek dan pimpinan administrasi sekolah. Selanjutnya, diduga terjadi pemerkosaan secara bergilir yang melibatkan tukang sapu, kepsek, hingga pimpinan administrasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Pemerkosaan. Foto: Shutterstock
Sementara, pihak sekolah melalui pengacaranya, Marudut Simanjuntak, membantah tuduhan orang tua korban. Dia menyebut I melaporkan dugaan kasus pemerkosaan ini karena tidak mampu membayar tunggakan sekolah.
“Dia tidak mau membayar tunggakan-tunggakan itu, tidak dituntaskannya, jadi muncullah LP (Laporan Polisi) itu,” kata Marudut, Jumat (9/9)
Lebih lanjut, Marudut menjelaskan sejauh ini dari pihaknya ada 4 orang yang dilaporkan I yakni dari pimpinan yayasan, kepsek, pegawai tata usaha dan pegawai kebersihan atau tukang sapu. Mereka semua telah diperiksa polisi.
“Semua sudah kita buka sama polisi, apa adanya, supaya polisi bisa mengungkap secara terang benderang. Kita sangat kooperatif. Jadi kita dengan tegas (mengatakan), peristiwa di laporan polisi I itu, sama sekali tidak pernah terjadi," tandas Marudut.
ADVERTISEMENT