Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Selamat dari Holocaust, Pria 96 Tahun Tewas Akibat Serangan Rusia di Ukraina
22 Maret 2022 13:30 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Selama Perang Dunia II, Romanchenko selamat dari kamp konsentrasi Nazi di Buchenwald, Dora-Mittelbau, Peenemünde, dan Bergen-Belson.
Organisasi memorial kamp Buchenwald dan Dora-Mittelbau menyampaikan bela sungkawa mereka yang mendalam.
“(Vladimir) Putin berhasil melakukan apa yang bahkan Hitler tidak sanggup lakukan,” ujar Kementerian Pertahanan Ukraina, dikutip dari CBS.
Romanchenko lahir pada 20 Januari 1926 di Bondari, UkrainaDia dideportasi ke Dortmund, Jerman, pada tahun 1942 dan di dipaksa bekerja di bawah tanah.
Pada tahun 1943, setelah mencoba melarikan diri, Romanechenko dikirim ke Buchenwald. Diperkirakan ada lebih dari 50 ribu tahanan Nazi yang tewas di kamp ini. Mereka yang dipenjara di Buchenwald sering dipaksa melakukan kerja paksa untuk militer Jerman.
Romanchenko adalah salah satu dari mereka yang dikirim ke Peenemünde, di mana ia dipaksa bekerja pada pengembangan roket V-2. Buchenwald, yang menurut organisasi memorial telah berkembang menjadi kamp konsentrasi terbesar Jerman pada akhir perang, dibebaskan oleh pasukan Sekutu pada tahun 1945.
ADVERTISEMENT
Kharkiv, tempat Romanechenko terbunuh, adalah kota terbesar kedua di Ukraina. Seperti banyak pusat populasi sipil lainnya, kota ini telah diserang oleh artileri Rusia secara habis-habisan selama invasi.
Salah satu tujuan dari aksi yang disebut Rusia sebagai “operasi militer” ini adalah untuk me-denazifikasi Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin mengeklaim bahwa pemerintahan Ukraina melakukan tindakan pembunuhan terhadap etnis Rusia di Ukraina. Ukraina menyebut klaim ini sebagai dalih justifikasi invasi mereka.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada hari Selasa (22/3), “ketika sebuah negara yang mengikuti jejak Nazi menuduh kami sebagai Nazi - kami tidak dapat menerima itu.”
Penulis: Airin Sukono