Selandia Baru Beri Penghargaan ke 2 Muslim Pahlawan Teror Masjid Christchurch

16 Desember 2021 10:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern memberikan sambuata dalam upacara peringatan nasional penembakan massal di Christchurch, Selandia Baru.  Foto: SANKA VIDANAGAMA / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern memberikan sambuata dalam upacara peringatan nasional penembakan massal di Christchurch, Selandia Baru. Foto: SANKA VIDANAGAMA / AFP
ADVERTISEMENT
Dua warga Selandia Baru menerima penghargaan keberanian tertinggi pada Kamis (16/12) atas aksinya mencegat pelaku penembakan masjid di Christchurch pada 2019 silam.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, pahlawan penerima penghargaan tertinggi itu adalah dua pemeluk Islam, Naeem Rashid dan Abdul Aziz. Rashid meninggal dunia dalam serangan tersebut, sedangkan Aziz selamat.
Perdana Menteri Jacinda Ardern menganugerahi langsung medali New Zealand Cross atas keberanian luar biasa dalam situasi yang sangat berbahaya.
Penghargaan New Zealand Cross ini hanya pernah diberikan dua kali sebelum ini. Medali ini setara dengan Victoria Cross, penghargaan paling prestisius dan tertinggi yang diberikan oleh Ratu atau Raja Inggris.
Brenton Tarrant, pelaku penembakan di masjid Christchurch, menjalani persidangan di Pengadilan Tinggi di Christchurch, Selandia Baru. Foto: John Kirk-Anderson / Pool via REUTERS
Delapan orang lainnya juga menerima medali keberanian. Dua anggota kepolisian yang menahan Brenton Tarrant, pelaku penembakan keji itu, turut mendapatkan penghargaan.
Jacinda Ardern mengatakan, tindakan berani para pahlawan ini mencegah tingginya jumlah korban jiwa dari insiden tersebut.
ADVERTISEMENT
“Keberanian yang ditunjukkan oleh warga New Zealand ini sangatlah luar biasa dan altruistik. Mereka mendapatkan kehormatan dan apresiasi tertinggi dari kami, atas tindakannya di hari itu,” kata Ardern.

Peristiwa Tahun 2019

Pada 2019 silam, Brenton Tarrant dengan membabi buta menembaki jemaah salat Jumat di Masjid Al Noor.
Setelahnya, ia berpindah dan melanjutkan aksinya di Masjid Linwood. Tarrant bahkan menyiarkan secara langsung pembunuhan yang dia lakukan lewat medsos.
Seluruh korbannya adalah Muslim, termasuk anak-anak, wanita, dan lansia.
Imam masjid Al Noor Gamal Fouda (kanan), menerima taonga dari walikota Christchurch Lianne Dalziel pada peringatan nasional penembakan massal di Christchurch, Selandia Baru. Foto: Kai Schwoerer / Pool / AFP
Naeem Rashid berada di Masjid Al Noor saat Tarrant melancarkan aksinya. Rashid langsung berlari dan menyerang Tarrant. Namun, Tarrant menembak Rashid hingga tewas.
Tarrant juga membunuh anak Rashid, Talha, saat di lokasi. Tindakan Rashid yang berani itu berhasil membuat Tarrant terganggu, sehingga sejumlah jemaah berhasil menyelamatkan diri dari TKP.
ADVERTISEMENT
Sedangkan Aziz menantang Tarrant di rumah ibadah Linwood. Ia melempari Tarrant dengan sebuah mesin kartu kredit dan mencoba membawa Tarrant keluar menuju lapangan parkir mobil.
Saat itulah, Aziz mengambil satu senapan kosong tak berpeluru yang dibuang oleh Tarrant. Tarrant akhirnya melarikan diri karena takut senapan tersebut berpeluru.
Pada 2020, Brenton Tarrant divonis hukuman penjara seumur hidup atas tindakan yang “tidak berperikemanusiaan” dan “keji”. Hukuman itu adalah yang pertama kali dijatuhkan di Selandia Baru.