Senior Demokrat Bantah Ada Posko Moeldoko: Itu Tempat Nazaruddin Bermuamalah

6 Februari 2021 11:37 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi Pers pendiri tokoh dan senior Partai Demokrat merespons pernyataan AHY.
 Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers pendiri tokoh dan senior Partai Demokrat merespons pernyataan AHY. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Pengurus DPP Partai Demokrat mendapatkan informasi bahwa para pendukung Moeldoko sudah mendirikan posko Kongres Luar Biasa. Posko itu disebut-sebut sebagai upaya untuk merealisasikan rencana menggulingkan kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
ADVERTISEMENT
Menanggapi pembentukan posko tersebut, pendiri dan tokoh senior Partai Demokrat Darmizal, langsung membantahnya. Darmizal yang juga pendukung Moeldoko ini menjelaskan tempat itu bukan posko. Melainkan tempat berkumpul dalam menjalankan kegiatan sosial dan keagamaan.
"Jadi gini, mereka menyebut sebagai posko. Jadi kalau itu kan disebut dengan lucu-lucuannya. Jadi kami bertemu di beberapa tempat disebut sebagai posko, padahal itu tempat kegiatan kami jauh sebelumnya," kata Darmizal kepada wartawan, Sabtu (6/2).
Darmizal merupakan mantan Wakil Ketua Komisi Pengawas Partai Demokrat yang mundur sejak 2018 silam. Saat itu, ia mendeklarasikan diri sebagai Ketua Umum Relawan Jokowi (Rejo) padahal Demokrat belum menentukan sikap terkait Pemilu 2019.
Menurut dia, tempat itu merupakan bagian dari muamalah yang dilakukan mantan Bendahara Umum Demokrat Muhammad Nazaruddin. Tak ada kaitannya dengan Kongres Luar Biasa.
ADVERTISEMENT
"Terutama dalam menjalankan niatnya Nazaruddin melakukan kegiatan muamalah. Itu kegiatan keagamaan seperti rencana prioritasnya dalam membantu pembangunan masjid dan kemudian bantuan kegiatan yatim piatu," ujarnya.
Muhammad Nazaruddin Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
"Jadi bukan posko yang disebut orang yang disebut dalam keadaan panik rugi," imbuhnya.
Oleh karena itu, dia meminta agar para pengurus Demokrat tidak terlalu berlebihan menanggapi adanya gerakan politik yang diinisiasi para pendiri dan senior Demokrat.
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko (kanan) memberi keterangan pers di kediamannya kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (3/2). Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto
"Nanti disebut pula Hotel Aston tempat kami makan malam yang saya rencanakan kemudian kawan-kawan daerah minta bertemu dengan Pak Moel karena bencana terjadi di daerahnya disebut pula posko," ujarnya.
"Kemudian saya konferensi pers di restoran disebut pula posko. Jangan terlalu lebay, nanti bisa bermasalah," pungkasnya.