Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Seorang Wanita di Inggris Meninggal Setelah Terpapar Racun Novichok
9 Juli 2018 5:57 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Seorang wanita di Inggris berusia 44 tahun meninggal setelah terpapar racun Novichok, pada Minggu (8/7). Lokasi meninggalnya wanita tersebut hanya beberapa mil dari tempat mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya, Yulia Skripal, dibunuh menggunakan racun tersebut, pada Maret lalu.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Senin (9/7), polisi masih terus menyelidiki bagaimana racun tersebut dapat muncul kembali. Sebelumnya, pada Kamis (5/7), dua orang warga bernama Charlie Rowley dan Dawn Sturgess terpapar barang yang terkontaminasi dengan Novichok di kawasan Amesbury.
Kedua korban diketahui bertempat tinggal didekat kawasan Salisbury, di mana Skripal dan putrinya diracun. Belum diketahui tanda-tanda kedua korban pernah mengunjungi atau berhubungan langsung dengan Sergei maupun Yulia Skripal.
Racun Novichok merupakan racun yang dikembangkan oleh militer Soviet selama Perang Dingin. Novichok yang dikenal dengan nama A-320 dilaporkan lima hingga delapan kali lebih mematikan dibandingkan dengan racun VX . Racun saraf VX adalah jenis racun yang pernah digunakan untuk membunuh kakak tiri Kim Jong-un tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Terkait dengan percobaan pembubuhan Skripal, Inggris menuduh bahwa Rusia adalah dalang peristiwa ini. Namun dalam sebuah forum di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada Kamis (5/4) lalu, Rusia mengatakan, Inggris yang harus bertanggung jawab atas insiden ini.
Rusia, yang saat ini menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018, telah membantah terlibat dalam insiden ini. Sebaliknya, Rusia menuding layanan keamanan Inggris telah menyebarkan informasi salah kepada publik.
Selain itu, Rusia juga Moskow membalas tuduhan Inggris itu dengan mengusir para diplomat negara barat. Saat ini, kematian Sergei tengah diselidiki oleh kepolisian. Perdana Menteri Inggris Theresa May mengaku terkejut dengan insiden ini.