Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Sidang Banding Kasus Monyet Selfie dari Sulawesi Digelar
15 Juli 2017 12:46 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Sidang terkait dugaan pelanggaran hak cipta swafoto monyet dari Sulawesi Utara digelar di pengadilan tingkat banding San Fransico, Amerika Serikat (AS). Sidang yang digelar pada Rabu (12/7) ini bermula dari adanya gugatan yang dilayangkan oleh People for the Ethical Treatment of Animal (PETA), organisasi pemerhati hak-hak binatang, terhadap seorang fotografer asal Inggris, David J. Slater, dan penerbit independen yang berbasis di San Fransisco, Blurb.
ADVERTISEMENT
PETA menganggap Slater dan penerbit Blurb telah melanggar hak cipta karya foto seekor monyet asal Sulawesi yang bernama Naruto. Hal ini dikarenakan Slater telah mengklaim hak cipta swafoto alias selfie dari Naruto dan kemudian foto tersebut dimasukkan ke dalam buku komersial berjudul Wildlife Personalities yang diterbitkan oleh Blurb pada 2014 lalu.
Dalam sidang di tingkat pengadilan banding yang berlangsung sekitar 45 menit itu, kedua pihak yang saling berhadapan saling beradu argumen terkait hak cipta foto tersebut. Sidang banding disaksikan oleh banyak mahasiswa hukum dan warga yang penasaran terhadap kasus unik itu.
Andrew Dhuey, pengacara dari David Slater, mengatakan “monyet melihat, monyet menuntut” bukanlah sebuah hukum yang baik di bawah undang-undang federal.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Juni 2016, pengadilan federal di San Fransisco telah memutuskan monyet jambul hitam asal Sulawesi itu tidak bisa mendapatkan hak cipta swafoto tersebut. Alasannnya, monyet adalah hewan dan bukan manusia.
Putusan sidang tersebut adalah hasil dari gugatan yang dilayangkan oleh PETA sejak September 2015.
Tak puas dengan hasil putusan tersebut, PETA mengajukan banding yang bergulir pada Rabu (12/7) kemarin dan masih akan terus berlanjut pada sidang-sidang berikutnya.
Seusai persidangan, Jeff Kerr, penasihat umum untuk PETA, menyatakan organisasi mereka berencana menggunakan uang dari foto tersebut untuk melindungi habitat monyet dan membantu orang-orang yang hendak mempelajari monyet.
“PETA secara jelas mewakili kepentingan terbaik Naruto,” kata Kerr, sebagaimana dilansir TIME.
Di lain pihak, Andrew Dhuey selaku pengacara Slater lebih menganggap persidangan jenaka hari itu lebih merupakan aksi publisitas PETA ketimbang sebuah tuntutan hukum. Ia menyindir kesalahan taktis PETA dengan tidak menghadirkan Naruto di dalam persidangan.
ADVERTISEMENT
"Sepertinya dia (Naruto) sama sekali tidak peduli," kata Dhuey yang akhirnya berjalan menjauh untuk pergi.