Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Sidang Tersangka Pembunuhan Shinzo Abe Ditunda gara-gara Sebuah Tas Misterius
12 Juni 2023 15:11 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Langkah tersebut diambil setelah sebuah benda mencurigakan dikirimkan ke pengadilan ketika persidangan hendak dimulai.
Dikutip dari AFP, dibatalkannya persidangan itu dilaporkan oleh media lokal NHK pada hari yang sama. Disebutkan, evakuasi dilakukan di pengadilan Distrik Nara setelah kedatangan sebuah benda yang tampak seperti tas misterius di area lokasi ini.
Namun, hingga berita ini dirilis pihak pengadilan maupun kepolisian setempat belum memberikan komentar lebih lanjut.
Yamagami dijadwalkan hadir sore hari ini waktu setempat untuk menghadiri sidang praperadilan atas pembunuhan Abe pada Juli 2022 lalu.
Pria berusia 42 tahun ini menghadapi tuduhan tindak pembunuhan dan pelanggaran undang-undang pengendalian senjata. Dia terancam hukuman mati jika terbukti bersalah.
Motif Penembakan
Abe, perdana menteri terlama Jepang dan dikenal dengan teori ‘Abenomics’, tewas setelah ditembak dengan senjata rakitan ketika sedang berbicara di acara kampanye di Distrik Nara, pada 8 Juli 2022. Yamagami saat ini berstatus tersangka dalam insiden pembunuhan yang mengejutkan dunia tersebut.
ADVERTISEMENT
Abe dijadikan target oleh Yamagami akibat keterkaitannya dengan Gereja Unifikasi, sebuah sekte agama Kristen global yang kontroversial di berbagai negara. Sekte ini terbilang kontroversial, sebab pemimpinnya kerap meminta sumbangan kepada para pengikutnya.
Yamagami diyakini membenci dan memiliki dendam terhadap Gereja Unifikasi, lantaran ibunya yang juga merupakan anggota gereja itu telah memberikan sumbangan besar, hingga membuat keluarganya bangkrut.
Pihak Gereja Unifikasi telah mengkonfirmasi keanggotaan ibu Yamagami. Namun mereka enggan menyebutkan jumlah sumbangan yang telah mereka terima dari sang ibu.
Menurut laporan media, kemungkinan angkanya berjumlah sekitar USD 700 ribu (sekitar Rp 10 miliar).
Usai menjalani pemeriksaan kejiwaan pada Januari lalu, Yamagami diketahui memiliki masa kecil yang kelam usai ayahnya bunuh diri dan diabaikan oleh ibunya yang terlalu sibuk dengan kegiatan di gereja.
ADVERTISEMENT
Setelah mengetahui kisah masa kecil Yamagami, kemarahan publik terhadap Gereja Unifikasi pun menyeruak dan penduduk Jepang berbalik menjadi simpati kepada Yamagami.
Mereka menunjukkan dukungan terhadap Yamagami melalui donasi dan petisi yang menyerukan keringanan hukuman terhadapnya.